Senin, 02 Agustus 2010

Free Blogger Layout: Champagne

Free Blogger Layout: Champagne

DARA

Sabtu, 19 Desember 2009

AFIKS

DELAPAN JENIS AFIKS
“Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris”

Deny Arnos Kwary

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan jenis afiks secara komprehensif melalui analisis afiks dalam tiga bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia. Data jenis afiks diambil dari beberapa buku linguistik umum dan morfologi. Data ini kemudian dilengkapi dengan analisis kata berafiks yang ada dalam kamus setiap bahasa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pembagian jenis afiks yang lebih lengkap, yaitu delapan jenis afiks. Kedelapan jenis afiks ini adalah: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. Dari delapan jenis afiks ini, bahasa Indonesia memiliki jumlah afiks terbanyak, yaitu lima jenis afiks. Sedangkan bahasa Inggris dan bahasa Arab masing-masing memiliki empat jenis afiks.

Kata kunci: morfologi, afiks, prefiks, sufiks, infiks, konfiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks.


I. Pendahuluan
Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar (Fromkin dan Rodman, 1998:519). Pembahasan mengenai afiks dapat ditemukan dalam setiap buku linguistik umum dan morfologi. Namun demikian, pembahasan pada buku-buku tersebut masih bersifat kurang menyeluruh dan berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh terbatasnya jenis afiks dari bahasa yang dianalisis atau belum adanya analisis yang lebih mendalam mengenai afiks.
Analisis afiks dalam artikel ini akan dibatasi pada tiga bahasa, yaitu: bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Penulis memilih bahasa Arab karena bahasa ini memiliki afiks yang unik yang disebut transfiks (Bauer 1988: 24). Bahasa Indonesia dipilih karena jumlah afiksnya yang cukup banyak. Sedangkan bahasa Inggris dipilih karena jumlah afiksnya yang dianggap hanya dua (prefiks dan sufiks) serta adanya kerancuan klasifikasi infiks (Katamba, 1994: 44-45). Dalam hal ini, penulis berusaha mencari jenis afiks yang lain dan menjelaskan lebih lengkap mengenai fenomena infiks tersebut.
Dalam menganalisis jenis afiks dari ketiga bahasa ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam hal ini, penulis mendeskripsikan jenis-jenis afiks yang ada dalam ketiga bahasa yang diteliti. Dalam mengumpulkan data, pertama-tama penulis mencatat jenis-jenis afiks dan definisinya dari buku linguistik umum dan morfologi. Selanjutnya penulis mencari contoh-contoh kata yang berafiks di setiap kamus besar dari ketiga bahasa ini. Penulis juga berusaha mencari kata yang nampaknya berafiks tetapi jenis afiksnya belum pernah diidentifikasi.

II. Tinjauan Kepustakaan
Para ahli linguistik membagi afiks dalam jenis yang berbeda-beda. Matthews (1997:11) menyebutkan lima jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, sirkumfiks, dan superfiks. Secara umum, Katamba (1993:44) menyebutkan tiga jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, dan infiks. Khusus untuk bahasa Inggris, Katamba (1993:89) mengelompokkan afiks berdasarkan perilaku fonologisnya, yaitu afiks non-netral dan afiks netral. Fromkin dan Rodman (1998:71-73) menyebutkan empat jenis afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan sirkumfiks. Alwi dll (1988:31) menyebutkan ada empat jenis afiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
Pengelompokan afiks yang cukup menyeluruh disebutkan oleh Kridalaksana dll (1985) dan Bauer (1988). Kridalaksana dll (1985:19-21) menyebutkan enam jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, dan superfiks. Bauer (1988: 19-29) membedakan tujuh jenis afiks yang terdiri atas enam afiks segmental, yaitu: sufiks, prefiks, sirkumfiks, infiks, interfiks, dan transfiks; dan satu afiks suprasegmental, yang diistilahkan superfiks atau simulfiks.
Penulis mengumpulkan contoh-contoh kata berafiks dari dua kelompok sumber. Pertama dari buku-buku morfologi dan linguistik umum. Kedua dari kamus umum setiap bahasa tersebut. Untuk bahasa Arab penulis menggunakan kamus Al-‘Ashri (Ali dan Muhdar, 1996), untuk bahasa Indonesia digunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Alwi ed, 2001), dan untuk bahasa Inggris digunakan kamus Webster’s New World College Dictionary Fourth Edition (Agnes ed, 2001). Ketiga kamus ini dipilih karena isinya yang memuat jumlah lema yang cukup banyak dan penggunaannya yang dianggap cukup meluas. Khusus kamus bahasa Inggris di atas, penulis memilihnya karena dalam kamus tersebut ada informasi proses pembentukan kata dari lema tertentu.

III. Analisis Data
Dari tiga bahasa yang dianalisis di sini, penulis menemukan sembilan jenis afiks, yaitu: prefiks, infiks, sufiks, sirkumfiks (konfiks), trifiks, interfiks, simulfiks, superfiks, dan transfiks. Penjelasan dan contoh setiap afiks dari ketiga bahasa ini adalah sebagai berikut:
1. Prefiks
Prefiks disebut juga awalan. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31). Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae). Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki prefiks.
Contoh:
Bahasa Arab: s-g-l ‘sibuk’ + a-  asyghal ‘menyibukkan.’
Bahasa Inggris: tangible ‘kasat mata’ + in-  intangible ‘tidak kasat mata’
Bahasa Indonesia: ajar + meng-  mengajar

2. Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi dll, 1998:31). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere) di bawah (sub ) . Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: b-sy-r ‘manuasia’ + -i  basyari ‘manusiawi’
Bahasa Inggris: amaze ‘kagum’ + -ment  amazement ‘kekaguman’
Bahasa Indonesia: beli + -kan  belikan

3. Infiks
Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar (Alwi dll, 1998:32). Dalam bahasa Latinnya adalah infixus yang berarti melekat (fixus, figere) di dalam (in). Bahasa Arab tidak memiliki infiks. Bahasa Indonesia memiliki beberapa infiks, salah satunya adalah infiks –em- dalam kata gemetar (dari kata getar). Dalam bahasa Inggris, beberapa ahli bahasa menyebutkan adanya infiks dalam situasi tertentu. Yule (1994) menyebutkan infiks bloody untuk ungkapan emosi, contohnya Hallebloodyluyah! (dari kata Halleluyah). Katamba (1994: 44-45) menyebutkan bahwa infiks hanya ada dalam bahasa Inggris kontemporer yang mungkin tidak digunakan dalam kondisi yang sopan, contoh: in-fuckin-stantiate. Menurut pendapat penulis, satu kata (yang mungkin memiliki lebih dari satu morfem ) tidak seharusnya dimasukkan dalam kategori afiks, karena afiks adalah morfem terikat. Oleh sebab itu, menurut penulis, bahasa Inggris tidak memiliki infiks.

4. Konfiks
Konfiks disebut juga ambifiks atau sirkumfix. Secara etimologis dari bahasa Latin, ketiga istilah ini memiliki kesamaan arti. Kon- berasal dari kata confero yang berarti secara bersamaan (bring together), ambi- berasal dari kata ambo yang berarti kedua-duanya (both), dan sirkum- berasal dari kata circumdo yang berarti ditaruh disekeliling (put around) (Gummere dan Horn, 1955). Menurut Alwi dll (1198:32) konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan. Bahasa Arab dan bahasa Inggris memiliki kata yang dibentuk dengan prefiks dan sufiks.
Contoh:
Bahasa Arab: dh-r-b ‘memukul’+ ma- dan -un  madharabun ‘tempat memukul’
Bahasa Inggris: accept ‘menerima’ + un- dan -able  unacceptable ‘tidak berterima’
Akan tetapi, contoh tersebut hanya merupakan kombinasi afiks, bukan konfiks karena tidak secara serentak diimbuhkan. Dalam bahasa Arab, ada kata madharab dan dalam bahasa Inggris ada kata acceptable. Konfiks dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia, contohnya kata kelaparan (dari kata lapar). Konfiks ke-…-an diimbuhkan secara serentak (tidak ada kata kelapar atau laparan). Kridalaksana dll (1985:20) menyebutkan ada empat konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: ke-…-an, peN-…-an, per-…-an, dan ber-…-an.

5. Interfiks
Bauer(1988: 23-24) menyebut interfiks sebagai afiks yang muncul di antara dua elemen yang membentuk kata majemuk. Kata interfiks berasal dari bahasa Latin inter yang berarti berada di antara, dan fixus yang berarti melekat. Dengan demikian, dapat dibedakan dengan infiks yang berarti melekat di dalam. Contoh interfiks dapat dilihat dalam bahasa Arab. Interfiks -ul- muncul di antara kata birr dan walad, sehingga menjadi birr-ul-walad ‘bakti anak’. Penulis tidak menemukan interfiks dalam bahasa Indonesia. Untuk bahasa Inggris, penulis berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat dianggap memiliki interfiks karena pengaruh bahasa Latin. Contohnya interfiks -o- dalam kata morphology. Morph dan logy memiliki lema tersendiri dalam kamus Webster’s New World. Gabungan kedua kata ini memerlukan interfiks -o- sehingga gabungannya bukan morphlogy melainkan morphology . Istilah morfologi dalam bahasa Indonesia tidak dapat dianggap memiliki interfiks -o- karena hanya kata morf yang ada dalam lema KBBI, tidak ada lema logi.

6. Simulfiks
Definisi simulfiks dapat dilihat dari asal katanya dalam bahasa Latin simulatus ‘bersamaan, membentuk’ dan fixus ‘melekat’. Menurut Kridalaksana dll (1985: 20), simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, simulfiks dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar. Simulfiks masih dianggap hanya terdapat dalam bahasa Indonesia tidak baku, contoh: kopi  ngopi. Bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak memiliki simulfiks.

7. Superfiks
Superfiks atau suprafiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental (Kridalaksana dll, 1985: 21). Bauer (1988:29) menyamakan istilah superfiks dengan simulfiks. Dari asal kata bahasa Latin, supra berarti di atas (above) atau di luar (beyond), sedangkan simulatus berarti bersamaan. Dari contoh suprafiks dalam bahasa Inggris, ‘discount (n)  dis’count (v), dapat kita lihat bahwa suprafiks berada pada tataran suprasegmental sehingga istilah suprafiks lebih tepat dari pada simulfiks. Bahasa Arab dan bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.

8. Transfiks
Transfiks adalah afiks yang muncul dikeseluruhan dasar (throughout the base). Dalam bahasa Latin trans berarti disepanjang (across) atau di atas (over). Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak memiliki transfiks. Afiks yang termasuk transfiks dapat ditemukan dalam bahasa Arab. Contohnya transfiks a-a-a:
f-r-h ‘senang’ + a-a-a  farraha ‘menyenangkan’
m-d-d ‘memanjangkan’ + a-a-a  maddada ‘memanjang-manjangkan’
k-f-r ‘mengkafiri’ + a-a-a  kaffara ‘menisbatkan kekafiran’


IV. Kesimpulan
Dari pembahasan jenis afiks di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam bahasa Inggris, ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks, dan superfiks; dalam bahasa Indonesia ada lima afiks, yaitu: prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan simulfiks; dan dalam bahasa Arab ada empat afiks, yaitu: prefiks, sufiks, interfiks dan transfiks.


PUSTAKA ACUAN
Agnes, Michael (Ed). 2001 (1999). Webster’s New World College Dictionary (Edisi ke-4). Cleveland: IDG Books Worldwide, Inc.
Ali, Attabik dan Ahmad Zuhdi Muhdar. 1996. Kamus Al-‘Ashri. Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum.
Alwi, Hasan dll. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi, Hasan (Ed). 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta: Balai Pustaka.
Bauer, Laurie. 1988. Introducing Linguistic Morphology. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Fromkin, Victoria dan Robert Rodman. 1998. An Introduction to Language (Edisi ke-6). Orlando: Harcourt Brace College Publishers.
Gummere, John Flagg dan Annabel Horn. 1955. Using Latin. Chicago: Scott, Foresman and Company.
Katamba, Francis. 1994 (1993). Modern Linguistics: Morphology. London: The Macmillan Press Ltd.
Kridalaksana, Harimurti dll. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia: Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University Press.
Yule, George. 1994. The Study of Language. Cambridge University Press.
DARA

Rabu, 09 Desember 2009

WAWANCARA KERJA


Jenis Wawancara Kerja

Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:

1. Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk
menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara
kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang
paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya.
Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.

2. Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi
waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh
sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu- waktu, sebab seringkali
recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia
siap diwawancarai melalui telepon.

3. Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak
perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk
perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih
lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan
tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh
jika menunggu para kandidat tersebut datang melamar.

4. Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan
untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja
biasanya, perusahaan memberikan berbagai :
• informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari
pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter langsung
melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia memang pameran seperti
ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran otomotif,
rumah maupun furniture.
• Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah
lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat
tersebut untuk melihat secara
• langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung
melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman
kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama, wawancara kerja di
lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena
• mungkin harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.
• Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu
jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua)
orang atau lebih. Biasanya
• wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah
hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya dalam
wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah pelamar akan
diterima bekerja atau tidak.
• Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada
kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya
dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan
yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan solusinya.



Tujuan Wawancara Kerja

Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting
dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara
dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan
metode seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai
kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya. Apapun
penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu
kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi
penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu
proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses
langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka "performance" wawancara kerja
merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan
diterima atau ditolak. Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan
kepadanya untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan,
ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan
perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang
jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar
untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau
kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa
mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang
baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya. Bagi
perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan
antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus
dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan.
Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:

1. Untuk mengetahui kepribadian pelamar
2. Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
3. Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan
4. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk
diberikan penawaran kerja.

Teknik Wawancara Kerja

Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan
wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja
behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali
mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka
seperti "mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini", dan "apa kelebihan dan
kekurangan anda". Kesuksesan atau kegagalan
dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar
dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi
dari jawaban yang diberikan. Selain itu
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa
yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja
tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga)
pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja
yang sesuai dengan
harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan
memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa "performance"
(kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku
pelamar di masa mendatang. Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering
digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan
yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah- masalah kepribadian.
Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap
suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana
pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya.
Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan
pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan", dan "berikan
beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya
menangani beberapa proyek sekaligus". Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi,
tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting
bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara
agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu
diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan
atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar
dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara
secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus
dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:
(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan
tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3)
menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian
tersebut (apa yang dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang
paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

A. Situation/Problem/Task

Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas- tugas yang
harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau
tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh pewawancara.
Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya,
pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang
relevan dengan pertanyaan si pewawancara

B. Action

Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam
menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa
memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani
oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa
saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan
oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

C. Results

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja
hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian
setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat
dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.


MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT UMUM

Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat
tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan
teknik wawancara kerja tradisional
maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?
2. Apa kelebihan dan kekurangan anda?
3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu /
ketika sekolah?
4. Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?
5. Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?
6. Darimana anda mengetahui perusahaan ini?
7. Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?
8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?
9. Apa itu professionalisme menurut anda?
10. Apa itu teamwork menurut anda?
11. Apa hoby anda?

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka
pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat
tidak menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.
2. Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda
melakukan presentasi.
3. Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus
melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus
didahulukan.
4. Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam
setahun terakhir ini? Mengapa demikian?
5. Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan
bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun
berikutnya.
6. Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?
7. Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk
menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?
8. Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang
tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan. Sebagai
suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam
wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat baik jika pelamar mempersiapkan
beberapa pertanyaan, misalnya:

• Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?
• Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan
• terbesar bagi pemegang jabatan ini?
• Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya
untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?
• Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan
dalam waktu tertentu?

MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT PRIBADI

Berbeda dengan kondisi di negara-negara barat dimana hak individu sangat
dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang
hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter
(pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia
justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia
seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat
pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri,
anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap
biasa. Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki
relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk
merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang
elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar,
tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar
(calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika
pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan
pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna
dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang bersifat
pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:

1. Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang
diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih
jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.
2. Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh
bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan
pekerjaan / jabatan yang dilamar.
3. Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa
sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus
dilakukan dengan cara-cara halus dan
1. diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah
memberikan pertanyaan yang keliru.

FAKTOR-FAKTOR NEGATIF HARUS DIHINDARI

Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh
pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara.
Faktor-faktor tersebut misalnya:

1. Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian
yang tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)
2. Bersikap angkuh, defensive atau agresif .
3. Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan
yang diajukan (pewawancara).
4. Gugup.
5. Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima.
6. Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami
di masa lalu.
7. Tidak bisa berdiplomasi, tidak matang dan kurang bisa bersopan santun.
8. Menyalahkan perusahaan atau bekas atasan atasan dimasa lalu, atau
mengeluhkan perubahan teknologi yang cepat.
9. Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara.
10. Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara
11. Berulang kali bertanya: "apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya
kalau saya melakukan ......?"
12. Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan,
gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan
pertanyaan bermutu kepada pewawancara.

SOLUSINYA :

Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja,
mungkin ada baiknya anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini.

Lakukan hal-hal berikut:

Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara, Jika tidak diberitahu terlebih dahulu
jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat
formal, bersih dan rapi. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin akan diajukan pewawancara. Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih
awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu
perusahaan (pewawancara). Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan
ramah. Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi. Ucapkan
salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus
berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang
tegak dan seimbang. Persiapkan surat lamaran dan CV anda. Ingat dengan baik nama
pewawancara. Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Tetap fokus pada pertanyaan
yang diajukan pewawancara. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada
jabatan yang dilamar dan pada perusahaan. Gunakan bahasa formal, bukan prokem
atau bahasa gaul kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa
tersebut. Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih. Tunjukkan energi dan
rasa percaya diri yang tinggi. Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk
perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda . Jelaskan
serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara. Ajukan beberapa
pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum.
Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.
Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.
Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang
diberikan kepada anda.

HAL-HAL BERIKUT HARUS ANDA PERHATIKAN :

Jangan Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin.
Melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara.
Berpakaian rapi dan sopan sesuai standart ketimuran dan jangan
berlebihan/mencolok. Jangan Datang terlambat (paling lambat 15 menit sebelum
dimulai harus sudah datang/siap). Membawa surat lamaran dan CV dalam map yang
rapi dan disusun yang benar agar bila ditanyakan anda mudah mengambilnya/tidak
gugup dan
berantakan. Jangan menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara.
Menjabat tangan pewawancara dengan tegas namun sopan (jangan lemas dan
gemetar). Jangan Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara. Jangan
duduk selonjor atau bersandar. Jangan berbicara terlalu keras atau terlalu
lembut. Jangan Membuat lelucon/ berusaha melucu. Jangan menjawab sekedarnya
saja, seperti "ya" atau "tidak" atau "tidak tahu" atau "entahlah". Jangan
terlalu lama berpikir setiap kali menjawab. Jangan sekali-kali mengalihkan topik
pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan. Jangan
menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama (jangan
menjelek-jelekkan tempat kerja yang lama). Jangan memberikan jawab palsu,
berbohong atau memanipulasi data. Jangan menanyakan gaji dan fasilitas yang
diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu kemungkinan anda
akan diterima atau tidak. Jangan memperlihatkan rasa putus asa anda dengan
menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melakukan apa
saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut. Jangan membahas hal-hal
negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri. Jangan mengemukakan
hal-hal yang dianggap masih kontroversial. Jangan menelpon atau menerima
telepon, atau membaca buku selama wawancara (sebaiknya hand phone dimatikan
sewaktu wawancara). Jangan sampai salah menyebut nama pewawancara (sebaiknya
hafalkan nama beliau). Harus mengajukan pertanyaan pada saat diberikan
kesempatan untuk bertanya. Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada para
pewawancara

NB: Mengingat bahwa masih banyak calon karyawan yang menghadapi kendala dalam
menjalani wawancara kerja, TIPS ini diharapkan dapat memberikan sedikit
pencerahan bagi pencari kerja sehingga lebih siap dan percaya diri. Saya yakin
masih banyak cara-cara yang mungkin belum tertulis dalam TIPS ini, namun
setidaknya jika anda melaksanakan saran-saran yang ada di atas maka anda akan
memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi wawancara kerja. Selamat mencoba
dan semoga anda sukses diterima bekerja dan menemukan pekerjaan sesuai dengan yang anda inginkan.

________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - You care about security. So do we.

Tiap bulan akan dimuat pesan ber-subject "Forum MM-UGM" yang berisikan penjelasan mengenai Forum MM-UGM ini.
*** QUANTITY (Oops. We meant QUALITY) IS OUR TRADITION ***
erikut ini beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan pada saat wawancara kerja, mudah-mudahan bermanfaat buat teman2

Teknik Wawancara Kerja


Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti "mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini",dan "apa kelebihan dan kekurangan anda". Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan- pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan.
Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori
bahwa "performance" (kinerja) di masa lalu merupakan indicator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di masa mendatang.
Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah- masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan", dan "berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus". Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya.
Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus.

Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:

(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu,

(2) menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon
situasi yang terjadi,

(3) menceritakan hasil yang dicapai, dan

(4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian tersebut (apa yang
dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

A. Situation/Problem/Task

Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas- tugas yang harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh pewawancara. Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya, pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang relevan dengan pertanyaan si pewawancara

B. Action

Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa memfokuskan pada permasalahan.

Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa saja peranannya dalam team tersebut - jangan mengatakan apa yang telah dilakukan oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

C. Results

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan.
Lalu apa pelajaran yang dapat dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.

MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT UMUM

Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam Wawancara kerja sangat tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai
berikut:

1.Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?

2.Apa kelebihan dan kekurangan anda?

3.Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika sekolah?

4.Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?

5.Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?

6.Darimana anda mengetahui perusahaan ini?

7.Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?

8.Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini,apa yang akan anda lakukan?

9.Apa itu professionalisme menurut anda?

10.Apa itu teamwork menurut anda?

11.Apa hoby anda?

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1.Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.

2.Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda melakukan presentasi.

3.Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus didahulukan.

4.Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun terakhir ini? Mengapa demikian?

5.Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun berikutnya.

6.Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?

7.Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?

8.Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan. Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat baik jika pelamar mempersiapkan beberapa pertanyaan,
misalnya:

• Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?

• Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi pemegang jabatan ini?

• Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?

• Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan dalam waktu tertentu?

MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT PRIBADI

Berbeda dengan kondisi di negara-negara barat dimana hak individu sangat dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter (pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia Seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri, anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap biasa. Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi dengan jabatan yang dilamar,pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon pertanyaan- pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan.

Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:

1.Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.

2.Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan / jabatan yang dilamar.

3.Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus dilakukan dengan cara-cara halus dan 1.diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.

FAKTOR-FAKTOR NEGATIF HARUS DIHINDARI

Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara. Faktor-faktor tersebut misalnya:

1.Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai
suasana)

2.Bersikap angkuh, defensive atau agresif .

3.Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan yang diajukan (pewawancara).

4.Gugup.

5.Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima.

6.Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami di masa lalu.

7.Tidak bisa berdiplomasi, tidak matang dan kurang bisa bersopan santun.

8.Menyalahkan perusahaan atau bekas atasan atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan perubahan teknologi yang cepat.

9.Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara.

10.Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara

11.Berulang kali bertanya: "apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau saya melakukan ......?"

12.Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan bermutu kepada pewawancara.

DARA

SURAT LAMARAN


TANGGA PUSTAKA ==Surat lamaran pekerjaan merupakan salah satu unsur pendukung
yang cukup penting dalam proses melamar pekerjaan. Oleh karena itu, ada baiknya
kita membuat surat lamaran dengan baik dan benar.

Seperti surat formil pada umumnya, surat lamaran ini dibagi menjadi tiga
bagian, di antaranya:

1. Pembuka.
Isinya menyebutkan sumber informasi dari mana pelamar mengetahui adanya
lowongan pekerjaan itu. Kemudian, lowongan apa yang dilamar dan menerangkan
bahwa diri pelamar memenuhi persyaratan dan kualifikasi yang diinginkan
perusahaan.
2. Isi atau Uraian.
Isinya berupa uraian bahwa pelamar telah memenuhi persyaratan yang diminta dan
telah memenuhinya. Selain itu, juga menyebutkan keterangan mengenai usia,
pengalaman, keterampilan, dan informasi lainnya yang menunjang posisi yang
diinginkan.
3. Penutup.
Kalimat penutup yang berisi harapan pelamar mengenai proses selanjutnya, yang
disertai ucapan terima kasih.

Idealnya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk membuat surat lamaran yang
efektif. Namun, sebelum mulai menulis surat lamaran, ada baiknya memerhatikan
kaidah, etika, dan cara penulisan yang tepat.

Menulis surat lamaran perlu memerhatikan tatanan bahasa agar mudah dimengerti.
Untuk itu, pergunakanlah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tulislah lamaran
dengan kalimat yang tidak terlalu panjang, singkat dan efisien, jelas, dan
sopan.

Surat lamaran tidak perlu memuat keterangan panjang lebar karena nantinya akan
dilampiri dengan daftar riwayat hidup. Cantumkan alamat sejelas mungkin agar
memudahkan perusahaan atau instansi menghubungi untuk keperluan proses seleksi
berikutnya. Gunakanlah model penulisan yang paling praktis.

Beberapa catatan penting dalam menulis surat lamaran agar terlihat sopan dan
formal sebagai berikut.
1. Antara nama kota atau tanggal dengan alamat tujuan dikosongkan satu baris
jika menggunakan folio bergaris.
2. Antara alamat tujuan dengan kata “Dengan Hormat” dikosongkan satu baris jika
menggunakan tulisan tangan atau 4 spasi jika diketik.
3. Antara kalimat “Dengan Hormat” dengan pembukaan surat dikosongkan satu baris
atau dua spasi bila diketik. Penulisan paragraf dengan paragraf berikutnya
tidak perlu dikosongkan.
5. Penulisan kata “Hormat Saya” dalam penutup surat lamaran berjarak dua baris
dari kalimat penutup.
6. Penulisan kata “lampiran” berjarak tiga baris ke bawah dari kalimat penutup
surat.


Contoh surat lamaran tanpa pengalaman

Jakarta, 11 Januari 2009
Kepada Yth.
Direktur atau Manager
PO Box 13xxx
Jakarta

Dengan Hormat
Saya bermaksud melamar salah satu lowongan Marketing Executive seperti yang
dimaksudkan iklan Bapak pada harian “X “ tanggal 9 Januari 2009. Saya memiliki
persyaratan yang dicantumkan dalam iklan bapak tersebut.
Usia saya sekarang 21 tahun, lulus D3 pada tahun 2008. Selain itu saya juga
memiliki SIM C, tetapi saya belum pernah bekerja sama sekali. Saat ini untuk
mengisi kegiatan, saya mengikuti kursus bahasa Inggris.
Saya sanggup bekerja keras dan bersedia melakukan segala pekerjaan yang
ditugaskan kepada saya. Saya juga akan selalu patuh melaksanakan tugas di mana
saja, termasuk ke luar kota sesuai dengan ketentuan perusahaan.
Walaupun belum berpengalaman di bidang penjualan, tetapi dengan keberanian dan
keinginan keras untuk maju, saya yakin dalam waktu yang tidak akan lama dapat
menguasai bidang tersebut. Jawaban dan panggilan dari Bapak untuk wawancara
sangat saya nantikan dengan penuh harapan

Hormat Saya,

[Nama Lengkap]
Lampiran.

DARA

Selasa, 08 Desember 2009

KARYA SASTRA


Periodisasi
Sastra Indonesia terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
lisan
tulisan
Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:
Angkatan Pujangga Lama
Angkatan Sastra Melayu Lama
Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Pujangga Baru
Angkatan 1945
Angkatan 1950 - 1960-an
Angkatan 1966 - 1970-an
Angkatan 1980 - 1990-an
Angkatan Reformasi
Angkatan 2000-an
Pujangga Lama
Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri.
Karya Sastra Pujangga Lama:
1. Hikayat
- Hikayat Abdullah
Hikayat Abdullah bisa dikatakan merupakan sebuah otobiografi. Hal ini membuat hikayat ini istimewa dalam khazanah Sastra Melayu. Karya sastra ini ditulis pada pertengahan abad ke-19.
Abdullah yang bernama lengkap Abdullah bin Abdulkadir Munsyi adalah seseorang dari keluarga terpelajar. Ia merupakan seorang keturunan Arab, dari Yaman. Leluhurnya adalah guru agama dan guru bahasa Arab yang menetap di India Selatan, lalu beristrikan seorang Tamil. Lalu mereka pindah ke Malaka.
Abdullah sendiri juga lahir dan tinggal di Malaka. Istrinya juga seorang keturunan Tamil. Ayah Abdullah adalah seorang narasumber William Marsden, pakar bahasa Melayu dari Britania Raya dan penulis kitab Sejarah Sumatra ("History of Sumatra") yang masih dirujuk oleh banyak sejarahwan hingga sekarang.
Abdullah banyak menceritakan hal-hal yang menarik dari paruh pertama abad ke 19. Misalkan mengenai kota Malaka dan Singapura, beberapa tokoh seperti John Stamford Raffles, Lord Minto, Farquhar dan Timmerman Thijssen. Selain itu ia banyak sekali menceritakan tentang kehidupan sehari-hari bangsa Melayu kala itu.
Pengarang ini juga dikenal karena suka menulis karya sastra didaktis yang penuh dengan nasehat-nasehat.
Sebuah halaman Hikayat Abdullah dalam huruf Jawi
- Hikayat Aceh
- Hikayat Amir Hamzah
- Hikayat Andaken Penurat
- Hikayat Bayan Budiman
Hikayat Bayan Budiman adalah hikayat Melayu yang menyadur kisah berbingkai dari India, Sukasaptati. Penulis hikayat ini sendiri mengambil adaptasi yang berasal dari Persia. Menurut teks, terjemahan dari Persia dilakukan oleh Kadi Hassan pada 773 H (1371 M).Hikayat ini bercerita tentang seorang burung bayan yang mencoba mencegah seorang perempuan muda yang hendak menyeleweng, dengan cara mengisahkan cerita-cerita menarik.
- Hikayat Djahidin
- Hikayat Hang Tuah
- Hikayat Iskandar Zulkarnain
Hikayat Iskandar Zulkarnain adalah kisah petualangan raja Makedonia Iskandar Zulkarnain (Alexander Agung) yang ditulis dalam bahasa Melayu. Menurut Law Yock Fang, hikayat ini berawal dari kisah-kisah yang disadur dari buku pengarang Yunani Mesir samaran Pseudo Callisthenes, yang bertarikh abad kedua dan ketiga sebelum Masehi.[1]. Dalam hikayat ini, diceritakan Iskandar mengunjungi berbagai negeri didampingi oleh Nabi Khidhir.
- Hikayat Kadirun
- Hikayat Kalila dan Damina
- Hikayat Masydulhak
- Hikayat Pandawa Jaya
- Hikayat Pandja Tanderan
- Hikayat Putri Djohar Manikam
- Hikayat Sri Rama
- Hikayat Tjendera Hasan
- Tsahibul Hikayat
2. Syair
- Syair Bidasari
Syair Bidasari adalah syair yang berkisah tentang Bidasari, seorang puteri raja yang sangat cantik. Dia tidak tahu asal-usulnya, dan kemudian diangkat anak oleh sepasang pedagang kaya. Ratu negeri yang cemburu akan kecantikannya kemudian bersekongkol untuk kemudian membuang Bidasari ke hutan. Di sana dia ditemukan oleh raja yang kemudian menikahinya.
Syair ini diterbitkan dan dibahas oleh H. C. Klinkert di Leiden pada tahun 1886 dalam Drie Maleische Gedichten of Sjair Ken Tamboehan, Jatim Nestapa en Bidasari. Syair ini sempat populer di Eropa pada abad ke-19, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, dan disadur dalam bentuk prosa ke dalam bahasa Perancis

- Syair Ken Tambuhan
Syair Ken Tambuhan adalah syair yang bercerita tentang puteri raja yang cantik, yang ditawan oleh raja Kuripan, dan dikurung dalam taman larangan istana. Putera raja yang bernama Raden Mentri kebetulan bertemu dengan Ken Tambuhan dan jatuh cinta padanya. Ibunya yang takut puteranya akan kawin dengan orang tidak sederajat kemudian mengupah seseorang untuk membunuh Ken Tambuhan. Sang kaki tangan menyeret Ken Tambuhan ke luar kota, membunuhnya, dan meletakkannya di atas getek untuk dihanyutkan di sungai. Raden Mentri yang menemukan jenazah Ken Tambuhan lalu bunuh diri. Para dewa yang mengetahui kisah ini merasa iba, dan menghidupkan mereka berdua.
- Syair Raja Mambang Jauhari
- Syair Raja Siak
3. Kitab agama
Syarab al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
Asrar al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
Nur ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai
Bustan as-Salatin (Taman raja-raja) oleh Nuruddin ar-Raniri

Sastra Melayu Lama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.
Karya Sastra Melayu Lama:
- Robinson Crusoe (terjemahan)
-Lawan-lawan Merah
- Mengelilingi Bumi dalam 80 hari (terjemahan)
- Graaf de Monte Cristo (terjemahan)
- Kapten Flamberger (terjemahan)
- Rocambole (terjemahan)
- Nyai Dasima oleh G. Francis (Indo)
- Bunga Rampai oleh A.F van Dewall
- Kisah Perjalanan Nakhoda Bontekoe
- Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
- Kisah Pelayaran ke Makassar dan lain-lainnya
- Cerita Siti Aisyah oleh H.F.R Kommer (Indo)
- Cerita Nyi Paina
- Cerita Nyai Sarikem
- Cerita Nyonya Kong Hong Nio
- Nona Leonie
- Warna Sari Melayu oleh Kat S.J
- Cerita Si Conat oleh F.D.J. Pangemanan
- Cerita Rossina
- Nyai Isah oleh F. Wiggers
- Drama Raden Bei Surioretno
- Syair Java Bank Dirampok
- Lo Fen Kui oleh Gouw Peng Liang
- Cerita Oey See oleh Thio Tjin Boen
- Tambahsia
- Busono oleh R.M.Tirto Adhi Soerjo
- Nyai Permana
- Hikayat Siti Mariah oleh Hadji Moekti (indo)
Dan masih ada sekitar 3000 judul karya sastra Melayu-Lama lainnya

Angkatan Balai Pustaka
Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" oleh sebab banyak karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:


- Merari Siregar
Merari Siregar (lahir di Sipirok, Sumatera Utara pada 13 Juli 1896 dan wafat di Kalianget, Madura, Jawa Timur pada 23 April 1941) adalah sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka.Setelah lulus sekolah Merari Siregar bekerja sebagai guru bantu di Medan. Kemudian dia pindah ke Jakarta dan bekerja di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). Terakhir pengarang ini pindah ke Kalianget, Madura, tempat ia bekerja di Opium end Zouregie sampai akhir hayatnya.
Karya-karyanya:
1) Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 1 tahun 1920,Cet.4 1965.
2) Binasa Karena Gadis Priangan. Jakarta: Balai Pustaka 1931
3) Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi. Jakarta: Balai Pustaka 1924
4) Cinta dan Hawa Nafsu. Jakarta: t.th.
.
- Marah Roesli
Marah Roesli atau sering kali dieja Marah Rusli (lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Agustus 1889, meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Januari 1968 adalah sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka. Keterkenalannya karena karyanya Siti Nurbaya (roman) yang diterbitkan pada tahun 1920 sangat banyak dibicarakan orang, bahkan sampai kini. Siti Nurbaya telah melegenda, wanita yang dipaksa kawin oleh orang tuanya, dengan lelaki yang tidak diinginkannya
Dalam sejarah sastra Indonesia, Marah Rusli tercatat sebagai pengarang roman yang pertama dan diberi gelar oleh H.B. Jassin sebagai Bapak Roman Modern Indonesia. Sebelum muncul bentuk roman di Indonesia, bentuk prosa yang biasanya digunakan adalah hikayat.
Marah Rusli berpendidikan tinggi dan buku-buku bacaannya banyak yang berasal dari Barat yang menggambarkan kemajuan zaman. Ia kemudian melihat bahwa adat yang melingkupinya tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman. Hal itu melahirkan pemberontakan dalam hatinya yang dituangkannya ke dalam karyanya, Siti Nurbaya. Ia ingin melepaskan masyarakatnya dari belenggu adat yang tidak memberi kesempatan bagi yang muda untuk menyatakan pendapat atau keinginannya.
Dalam Siti Nurbaya, telah diletakkan landasan pemikiran yang mengarah pada emansipasi wanita. Cerita itu membuat wanita mulai memikirkan akan hak-haknya, apakah ia hanya menyerah karena tuntutan adat (dan tekanan orang tua) ataukah ia harus mempertahankan yang diinginkannya. Ceritanya menggugah dan meninggalkan kesan yang mendalam kepada pembacanya. Kesan itulah yang terus melekat hingga sampai kini. Setelah lebih delapan puluh tahun novel itu dilahirkan, Siti Nurbaya tetap diingat dan dibicarakan.
Selain Siti Nurbaya, Marah Rusli juga menulis beberapa roman lainnya. Akan tetapi, Siti Nurbaya itulah yang terbaik. Roman itu mendapat hadiah tahunan dalam bidang sastra dari Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1969 dan diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.
Bibliografi:
1) Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka. 1920 mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969.
2) La Hami. Jakarta : Balai Pustaka. 1924
3) Anak dan Kemenakan. Jakarta : Balai Pustaka. 1956
4) Memang Jodoh (naskah roman dan otobiografis)
5) Tesna Zahera (naskah Roman)
.
- Muhammad Yamin

Prof. Muhammad Yamin, SH (lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903 – wafat di Jakarta, 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Talawi, Sawahlunto
Beliau merupakan salah satu perintis puisi modern di Indonesia, serta juga 'pencipta mitos' yang utama kepada Presiden Sukarno.


Karya-karyanya:

1. Tanah Air, 1922
2. Indonesia, Tumpah Darahku, 1928
3. Ken Arok dan Ken Dedes, 1934
4. Sedjarah Peperangan Dipanegara , 1945
5. Gadjah Mada, 1948
6. Revolusi Amerika, 1951
Sampul Buku Muhammad Yamin
dan cita cita persatuan

- Nur Sutan Iskandar
Nur Sutan Iskandar (Sungai Batang, Sumatera Barat, 3 November 1893 - Jakarta, 28 November 1975) adalah sastrawan Angkatan Balai Pustaka.
Nur Sutan Iskandar memiliki nama asli Muhammad Nur. Seperti umumnya lelaki Minangkabau lainnya Muhammad Nur mendapat gelar ketika menikah. Gelar Sutan Iskandar yang diperolehnya kemudian dipadukan dengan nama aslinya dan Muhammad Nur pun lebih dikenal sebagai Nur Sutan Iskandar sampai sekarang.
Setelah menamatkan sekolah rakyat pada tahun 1909 Nur Sutan Iskandar bekerja sebagai guru bantu. Pada tahun 1919 ia hijrah ke Jakarta. Di sana ia bekerja di Balai Pustaka, pertama kali sebagai korektor naskah karangan sampai akhirnya menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Balai Pustaka (1925-1942). Kemudian ia diangkat menjadi Kepala Pengarang Balai Pustaka, yang dijabatnya 1942-1945.
Nur Sutan Iskandar tercatat sebagai sastrawan terproduktif di angkatannya. Selain mengarang karya asli ia juga menyadur dan menerjemahkan buku-buku karya pengarang asing seperti Alexandre Dumas, H. Rider Haggard dan Arthur Conan Doyle.

Bibliografi:
1. Apa Dayaku karena Aku Perempuan (Jakarta: Balai Pustaka, 1923)
2. Cinta yang Membawa Maut (Jakarta: Balai Pustaka, 1926)
3. Salah Pilih (Jakarta: Balai Pustaka, 1928)
4. Abu Nawas (Jakarta: Balai Pustaka, 1929)
5. Karena Mentua (Jakarta: Balai Pustaka, 1932)
6. Tuba Dibalas dengan Susu (Jakarta: Balai Pustaka, 1933)
7. Dewi Rimba (Jakarta: Balai Pustaka, 1935)
8. Hulubalang Raja (Jakarta: Balai Pustaka, 1934)
9. Katak Hendak Jadi Lembu (Jakarta: Balai Pustaka, 1935)
10. Neraka Dunia (Jakarta: Balai Pustaka, 1937)
11. Cinta dan Kewajiban (Jakarta: Balai Pustaka, 1941)
12. Jangir Bali (Jakarta: Balai Pustaka, 1942)
13. Cinta Tanah Air (Jakarta: Balai Pustaka, 1944)
14. Cobaan (Turun ke Desa) (Jakarta: Balai Pustaka, 1946)
15. Mutiara (Jakarta: Balai Pustaka, 1946)
16. Pengalaman Masa Kecil (Jakarta: Balai Pustaka, 1949)
17. Ujian Masa (Jakarta: JB Wolters, 1952, cetakan ulang)
18. Megah Cerah: Bacaan untuk Murid Sekolah Rakyat Kelas II (Jakarta: JB Wolters, 1952)
19. Megah Cerah: Bacaan untuk Murid Sekolah Rakyat Kelas III (Jakarta: JB Wolters, 1952)
20. Peribahasa (Karya bersama dengan K. Sutan Pamuncak dan Aman Datuk Majoindo. Jakarta: JB Wolters, 1946)
21. Sesalam Kawin (t.t.)
- Tulis Sutan Sati
Tulis Sutan Sati (Bukittinggi, Sumatra Barat, 1898 - 1942) adalah penyair dan sastrawan Indonesia Angkatan Balai Pustaka.

Karya:
1. Tak Disangka (1923)
2. Sengsara Membawa Nikmat (1928)
3. Syair Rosina (1933)
4. Tjerita Si Umbut Muda (1935)
5. Tidak Membalas Guna
6. Memutuskan Pertalian (1978)
7. Sabai nan Aluih: cerita Minangkabau lama (1954)

- Djamaluddin Adinegoro
Adinegoro (lahir di Talawi, Sumatera Barat, 14 Agustus 1904 – wafat di Jakarta, 8 Januari 1967 pada umur 62 tahun) adalah sastrawan Indonesia dan wartawan kawakan. Ia berpendidikan STOVIA (1918-1925) dan pernah memperdalam pengetahuan mengenai jurnalistik, geografi, kartografi, dan geopolitik di Jerman dan Belanda (1926-1930).
Nama aslinya sebenarnya bukan Adinegoro, melainkan Djamaluddin gelar Datuk Madjo Sutan. Ia adalah adik sastrawan Muhammad Yamin. Mereka saudara satu bapak, tetapi lain ibu. Ayah Adinegoro bernama Usman gelar Baginda Chatib dan ibunya bernama Sadarijah, sedangkan nama ibu Muhammad Yamin adalah Rohimah. Ia memiliki seorang istri bernama Alidas yang berdarah Sulit Air ,Solok, Sumatera
Karya-karyanya:
Dua buah novel Adinegoro yang terkenal (keduanya dibuat pada tahun 1928), yang membuat namanya sejajar dengan nama-nama novelis besar Indonesia lainnya, adalah Asmara Jaya dan Darah Muda. Ajip Rosidi dalam buku Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia (1982), mengatakan bahwa Adinegoro merupakan pengarang Indonesia yang berani melangkah lebih jauh menentang adat kuno yang berlaku dalam perkawinan. Dalam kedua romannya Adinegoro bukan hanya menentang adat kuno tersebut, melainkan juga dengan berani memenangkan pihak kaum muda yang menentang adat kuno itu yang dijalankan oleh pihak kaum tua.
Di samping kedua novel itu, Adinegoro juga menulis novel lainnya, yaitu Melawat ke Barat, yang merupakan kisah perjalanannya ke Eropa. Kisah perjalanan ini diterbitkan pada tahun 1930.
Selain itu, ia juga terlibat dalam polemik kebudayaan yang terjadi sekitar tahun 1935. Esainya, yang merupakan tanggapan polemik waktu itu, berjudul "Kritik atas Kritik" terhimpun dalam Polemik Kebudayaan yang disunting oleh Achdiat K. Mihardja (1977). Dalam esainya itu, Adinegoro beranggapan bahwa suatu kultur tidak dapat dipindah-pindahkan karena pada tiap bangsa telah melekat tabiat dan pembawaan khas, yang tak dapat ditiru oleh orang lain. Ia memberikan perbandingan yang menyatakan bahwa suatu pohon rambutan tidak akan menghasilkan buah mangga, dan demikian pun sebaliknya.

Buku
1) Revolusi dan Kebudayaan (1954)
2) Ensiklopedi Umum dalam Bahasa Indonesia (1954),
3) Ilmu Karang-mengarang
4) Falsafah Ratu Dunia

Novel
1) Darah Muda. Batavia Centrum : Balai Pustaka. 1931
2) Asmara Jaya. Batavia Centrum : Balai Pustaka. 1932.
3) Melawat ke Barat. Jakarta : Balai Pustaka. 1950.

Cerita pendek
1) Bayati es Kopyor. Varia. No. 278. Th. Ke-6. 1961, hlm. 3—4, 32.
2) Etsuko. Varia. No. 278. Th. Ke-6. 1961. hlm. 2—3, 31
3) Lukisan Rumah Kami. Djaja. No. 83. Th. Ke-2. 1963. hlm. 17—18.
4) Nyanyian Bulan April. Varia. No. 293. Th. Ke-6. 1963. hlm. 2-3 dan 31—32.


- Abdul Muis
Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad yang didirikan pada tahun 1916 oleh pemerintah penjajahan Belanda. Ia dimakamkan di TMP Cikutra - Bandung dan dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 218 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959).
Dia pernah bekerja sebagai klerk di Departemen Buderwijs en Eredienst dan menjadi wartawan di Bandung pada surat kabar Belanda, Preanger Bode, harian Kaum Muda dan majalah Neraca pimpinan Haji Agus Salim. Selain itu ia juga pernah aktif dalam Syarikat Islam dan pernah menjadi anggota Dewan Rakyat yang pertama (1920-1923). Setelah kemerdekaan, ia turut membantu mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan

Karya Sastra:
1) Salah Asuhan (novel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972)
2) Pertemuan Jodoh (novel, 1933)
3) Surapati (novel, 1950)
4) Robert Anak Surapati(novel, 1953)

Terjemahannya:
1) Don Kisot (karya Cerpantes, 1923)
2) Tom Sawyer Anak Amerika (karya Mark Twain, 1928)
3) Sebatang Kara (karya Hector Melot, 1932)
4) Tanah Airku (karya C. Swaan Koopman, 1950)


- Aman Datuk Madjoindo
Karya Sastra:
1) Menebus Dosa (1932)
2) Si Cebol Rindukan Bulan (1934)
3) Sampaikan Salamku Kepadanya (1935)

Pujangga Baru
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :
Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.
Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru:
- Sutan Takdir Alisjahbana
Sutan Takdir Alisjahbana (STA), (lahir di Natal, Sumatera Utara, 11 Februari 1908 – wafat di Jakarta, 17 Juli 1994 pada umur 86 tahun), adalah sastrawan Indonesia. Menamatkan HKS di Bandung (1928), meraih Mr. dari Sekolah Tinggi di Jakarta (1942), dan menerima Dr. Honoris Causa dari UI (1979) dan Universiti Sains, Penang, Malaysia (1987).Diberi nama Takdir karena jari tangannya hanya ada 4.


Karya-karyanya:
1) Tak Putus Dirundung Malang (novel, 1929)
2) Dian Tak Kunjung Padam (novel, 1932)
3) Tebaran Mega (kumpulan sajak, 1935)
4) Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1936)
5) Layar Terkembang (novel, 1936)
6) Anak Perawan di Sarang Penyamun (novel, 1940)
7) Puisi Lama (bunga rampai, 1941)
8) Puisi Baru (bunga rampai, 1946)
9) Pelangi (bunga rampai, 1946)
10) Pembimbing ke Filsafat (1946)
11) Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia (1957)
12) The Indonesian language and literature (1962)
13) Revolusi Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia (1966)
14) Kebangkitan Puisi Baru Indonesia (kumpulan esai, 1969)
15) Grotta Azzura (novel tiga jilid, 1970 & 1971)
16) Values as integrating vorces in personality, society and culture (1974)
17) The failure of modern linguistics (1976)
18) Perjuangan dan Tanggung Jawab dalam Kesusastraan (kumpulan esai, 1977)
19) Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia sebagai Bahasa Modern (kumpulan esai, 1977)
20) Perkembangan Sejarah Kebudayaan Indonesia Dilihat dari Segi Nilai-Nilai (1977)
21) Lagu Pemacu Ombak (kumpulan sajak, 1978)
22) Amir Hamzah Penyair Besar antara Dua Zaman dan Uraian Nyanyian Sunyi (1978)
23) Kalah dan Menang (novel, 1978)
24) Menuju Seni Lukis Lebih Berisi dan Bertanggung Jawab (1982)
25) Kelakuan Manusia di Tengah-Tengah Alam Semesta (1982)
26) Sociocultural creativity in the converging and restructuring process of the emerging world (1983)
27) Kebangkitan: Suatu Drama Mitos tentang Bangkitnya Dunia Baru (drama bersajak, 1984)
28) Perempuan di Persimpangan Zaman (kumpulan sajak, 1985)
29) Seni dan Sastra di Tengah-Tengah Pergolakan Masyarakat dan Kebudayaan (1985)
30) Sajak-Sajak dan Renungan (1987).
31) Buku yang dieditorinya: Kreativitas (kumpulan esai, 1984) dan Dasar-Dasar Kritis Semesta dan Tanggung Jawab Kita (kumpulan esai, 1984).
32) Terjemahannya: Nelayan di Laut Utara (karya Pierre Loti, 1944), Nikudan Korban Manusia (karya Tadayoshi Sakurai; terjemahan bersama Soebadio Sastrosatomo, 1944).
33) Buku mengenai STA: Muhammmad Fauzi, S. Takdir Alisjahbana & Perjuangan Kebudayaan Indonesia 1908-1994 (1999) dan S. Abdul Karim Mashad Sang Pujangga, 70 Tahun Polemik Kebudayaan, Menyongsong Satu Abad S. Takdir Alisjahbana (2006).

- Hamka
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (atau lebih dikenal dengan julukan HAMKA, yakni singkatan namanya), lahir tahun 1908, di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, dan meninggal di Jakarta 24 Juli 1981, adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, dan aktivis politik.
Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.
Ayahnya adalah Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yang dikenal sebagai Haji Rasul, yang merupakan pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.
Daftar Karya Buya Hamka:
1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
2. Si Sabariah. (1928)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
6. Kepentingan melakukan tabligh (1929).
7. Hikmat Isra' dan Mikraj.
8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.
9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
10. Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.
11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.
12. Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
13. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka.
14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.
17. Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.
18. Tuan Direktur 1939.
19. Dijemput mamaknya,1939.
20. Keadilan Ilahy 1939.
21. Tashawwuf Modern 1939.
22. Falsafah Hidup 1939.
23. Lembaga Hidup 1940.
24. Lembaga Budi 1940.
25. Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepang 1943).
26. Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.
27. Negara Islam (1946).
28. Islam dan Demokrasi,1946.
29. Revolusi Pikiran,1946.
30. Revolusi Agama,1946.
31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.
32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946.
33. Didalam Lembah cita-cita,1946.
34. Sesudah naskah Renville,1947.
35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.
36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar.
37. Ayahku,1950 di Jakarta.
38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.
39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950.
40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950.
41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950.
42. Kenangan-kenangan hidup 2.
43. Kenangan-kenangan hidup 3.
44. Kenangan-kenangan hidup 4.
45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950.
46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2.
47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3.
48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4.
49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950.
50. Pribadi,1950.
51. Agama dan perempuan,1939.
52. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang.
53. 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950).
54. Pelajaran Agama Islam,1956.
55. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952.
56. Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1.
57. Empat bulan di Amerika Jilid 2.
58. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo 1958), utk Doktor Honoris Causa.
59. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM.
60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta.
61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta.
62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.
63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.
64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang.
65. Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang.
66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968.
67. Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Mekkah).
68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dr Mekkah).
69. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kuliah umum) di Universiti Keristan 1970.
70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.
71. Himpunan Khutbah-khutbah.
72. Urat Tunggang Pancasila.
73. Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974.
74. Sejarah Islam di Sumatera.
75. Bohong di Dunia.
76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang).
77. Pandangan Hidup Muslim,1960.
78. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973.
79. [Tafsir Al-Azhar] Juzu' 1-30, ditulis pada masa beliau dipenjara oleh Sukarno
.
- Armijn Pane


Armijn Pane (lahir di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, 18 Agustus 1908 – wafat di Jakarta, 16 Februari 1970 pada umur 61 tahun) adalah seorang penulis yang terkenal keterlibatannya dengan majalah Pujangga Baru. Bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Amir Hamzah, Armijn Pane mampu mengumpulkan penulis-penulis dan pendukung lainnya dari seluruh penjuru Hindia Belanda untuk memulai sebuah pergerakan modernisme sastra.
Selain menulis puisi dan novel, Armijn Pane juga menulis kritik sastra. Tulisan-tulisannya yang terbit pada Pujangga Baru, terutama di edisi-edisi awal menunjukkan wawasannya yang sangat luas dan, dibandingkan dengan beberapa kontributor lainnya seperti Sutan Takdir Alisjahbana dan saudara laki-laki Armijn, Sanusi Pane, kemampuan menilai dan menimbang yang adil dan tidak terlalu terpengaruhi suasana pergerakan nasionalisme yang terutama di perioda akhir Pujangga Baru menjadi sangat politis dan dikotomis.
Salah satu karya sastranya yang paling terkenal ialah novel Belenggu.

Bibliografi:

Puisi
1) Gamelan Djiwa. Jakarta: Bagian Bahasa Djawa. Kebudayaan Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. 1960
2) Djiwa Berdjiwa, Jakarta: Balai Pustaka. 1939.
Novel
1) Belenggu, Jakarta: Dian Rakyat. Cet. I 1940, IV 1954, Cet. IX 1977, Cet. XIV 1991
2) Kumpulan Cerpen
3) Djinak-Djinak Merpati. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I 1940
4) Kisah Antara Manusia. Jakarta; Balai Pustaka, Cet I 1953, II 1979
Drama
1) Antara Bumi dan Langit”. 1951. Dalam Pedoman, 27 Februari 1951.


- Sanusi Pane
Sanusi Pane (lahir di Muara Sipongi, Sumatera Utara, 14 November 1905 – wafat di Jakarta, 2 Januari 1968 pada umur 62 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru yang karya-karyanya banyak diterbitkan antara 1920-an sampai dengan 1940-an.

Pandangan

Dalam bidang kesusastraan, Sanusi Pane seringkali dianggap sebagai kebalikan dari Sutan Takdir Alisjahbana. Sanusi Pane mencari inspirasinya pada kejayaan budaya Hindu-Budha di Indonesia pada masa lampau. Perkembangan filsafat hidupnya itu, sampailah kepada sintesa Timur dan Barat, persatuan jasmani dan rohani, dunia dan akhirat, serta idealisme dan materialisme; yang tercermin dalam karyanya "Manusia Baru", yang diterbitkan oleh Balai Pustaka di tahun 1940.

Karya

Sanusi Pane cukup produktif dalam menghasilkan karya kesusastraan, diantaranya sebagai berikut:
1) Pancaran Cinta (1926)
2) Prosa Berirama (1926)
3) Puspa Mega (1927)
4) Kumpulan Sajak (1927)
5) Airlangga (drama berbahasa Belanda, 1928)
6) Eenzame Caroedalueht (drama berbahasa Belanda, 1929)
7) Madah Kelana (1931)
8) Kertajaya (drama, 1932)
9) Sandhyakala Ning Majapahit (drama, 1933)
10) Manusia Baru (drama, 1940)
11) Kakawin Arjuna Wiwaha (karya Mpu Kanwa, terjemahan bahasa Jawa Kuna, 1940)



- Tengku Amir Hamzah

Tengku Amir Hamzah yang bernama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indera Putera (lahir di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Timur, 28 Februari 1911 – wafat di Kuala Begumit, 20 Maret 1946 pada umur 35 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru. Ia lahir dalam lingkungan keluarga bangsawan Melayu (Kesultanan Langkat) dan banyak berkecimpung dalam alam sastra dan kebudayaan Melayu.
Amir Hamzah bersekolah menengah dan tinggal di Pulau Jawa pada saat pergerakan kemerdekaan dan rasa kebangsaan Indonesia bangkit. Pada masa ini ia memperkaya dirinya dengan kebudayaan modern, kebudayaan Jawa, dan kebudayaan Asia yang lain.
Dalam kumpulan sajak Buah Rindu (1941) yang ditulis antara tahun 1928 dan tahun 1935 terlihat jelas perubahan perlahan saat lirik pantun dan syair Melayu menjadi sajak yang lebih modern. Bersama dengan Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane ia mendirikan majalah Pujangga Baru (1933), yang kemudian oleh H.B. Jassin dianggap sebagai tonggak berdirinya angkatan sastrawan Pujangga Baru. Kumpulan puisi karyanya yang lain, Nyanyi Sunyi (1937), juga menjadi bahan rujukan klasik kesusastraan Indonesia. Ia pun melahirkan karya-karya terjemahan, seperti Setanggi Timur (1939), Bagawat Gita (1933), dan Syirul Asyar (tt.).
Amir Hamzah tidak hanya menjadi penyair besar pada zaman Pujangga Baru, tetapi juga menjadi penyair yang diakui kemampuannya dalam bahasa Melayu-Indonesia hingga sekarang. Di tangannya Bahasa Melayu mendapat suara dan lagu yang unik yang terus dihargai hingga zaman sekarang.
Amir Hamzah terbunuh dalam Revolusi Sosial Sumatera Timur yang melanda pesisir Sumatra bagian timur di awal-awal tahun Indonesia merdeka. Ia wafat di Kuala Begumit dan dimakamkan di pemakaman Mesjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat. Ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.

- Roestam Effendi
Roestam Effendi (lahir 13 Mei 1903 – wafat 24 Mei 1979 pada umur 76 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia. Keberadaannya dalam khasanah sastra Indonesia cukuplah penting. Ia tidak hanya dianggap sebagai pembaharu penulisan sajak dan drama, tetapi juga seorang yang gigih memperjuangkan nasib bangsanya.
Roestam Effendi lahir di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 13 Mei 1903. Latar belakang keluarganya tidak pernah dibicarakan orang. Roestam tamatan Sekolah Raja (Kweekschool) Bukittinggi yang kemudian melanjutkan sekolahnya di Hogere Kweekschool voor Indlanse Onderwijzers (Sekolah Guru Tinggi untuk Guru Bumiputra) di Bandung. Pada tahun 1926 ia pergi ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan Hoofdakte. Sejak masih duduk di bangku sekolah, Roestam sudah banyak menaruh minat pada soal-soal kebudayaan dan pernah bercita-cita hendak memperbaharui dunia sandiwara yang saat itu lebih bersifat komedi stambul.
Karya Roestam yang cukup terkenal ialah Bebasari, yaitu naskah drama yang ditulisnya pada tahun 1920-an. Naskah ini sempat dilarang oleh pemerintah Belanda ketika ingin dipentaskan oleh siswa MULO Padang dan para mahasiswa kedokteran di Batavia. Pelarangan itu disebabkan karena karya ini dianggap sindiran terhadap pemerintah Hindia Belanda.
Cuplikan teks Bebasari :
Harapan beta perawan pada Bujangga hati pahlawan
Lepaskan beta oh kakanda, lepaskan
Dengarlah peluk asmara hamba
Kilatkan jaya kekasih hati
Isi cerita Bebasari ialah, putri seorang bangsawan yang terkurung di antara kawat berduri, setelah ayahnya dibunuh. Bebasari diculik. Barangkali dia yakin kekasihnya, Bujangga, terus membawa dendam kesumat pada penjahat Rahwana. Bagaimana tak sakit hati Bujangga, kekasih diculik, kerajaan porak-poranda, bapak mati berkubang kesedihan. Hatinya geram dan bersiap menuntut balas. Jiwa kebangsaan, dendam patriotik hingga cinta asmara menjadi senjata pamungkas menghadapi penjajah durjana.

- Anak Agung Pandji Tisna
Anak Agung Pandji Tisna (lahir 11 Februari 1908 – wafat 2 Juni 1978 pada umur 70 tahun), yang dikenal pula dengan nama Anak Agung Nyoman Pandji Tisna atau I Gusti Nyoman Pandji Tisna, adalah keturunan ke-11 dari dinasti raja Buleleng di Bali Utara, Anglurah Pandji Sakti. Ia mewarisi takhtanya dari ayahnya, Anak Agung Putu Djelantik, pada 1944. Dalam buku karangannya sendiri yang berjudul I Made Widiadi, pada halaman terakhir disebutkan bahwa ia sejak semula tidak mau diangkat raja. Karena tentara pendudukan Jepang memerlukan, maka dengan dipaksa ia diangkat sebaga "syucho".
KARYA: Anak Agung Pandji Tisna mendapatkan pendidikan formalnya di HIS di Singaraja dan kemudian MULO di Batavia.
Oleh masyarakat luas, Anak Agung Pandji Tisna lebih dikenal sebagai pengarang novel. Roman-romannya diterbitkan oleh Balai Pustaka, yang semuanya mengambil tempat di Bali, terutama di daerah Singaraja, tempat kelahirannya. Cerita-cerita pendeknya banyak dimuat dalam majalah "Terang Boelan" yang terbit di Surabaya. Ia juga sempat menulis sejumlah puisi, di antaranya "Ni Poetri", yang diterbitkan oleh Sutan Takdir Alisyahbana dalam majalah "Poedjangga Baroe" di Jakarta.

Karya tulis

1) I Made Widiadi (Kembali Kepada Tuhan) (1955)
2) I Swasta Setahun di Bedahulu (1938)
3) Sukreni Gadis Bali (1936) (pertama-tama terbit dalam bahasa Bali, kini sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa lain)
4) "Bali Taruniyan Dedenekuge Kathawa", edisi bahasa Sinhala terj. Dr. P. G. Punchihewa
5) "The Rape of Sukreni", edisi bahasa Inggris, terj. George Quinn
6) Ni Rawit Ceti Penjual Orang (1935)
7) "Panglajar djadi tjoelik", (1940) terjemahan bahasa Sunda oleh Soerjana


Angkatan 1945
Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik - idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945
- Chairil Anwar
Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – wafat di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun) atau dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku [2]) adalah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia.
Masa kecil
Dilahirkan di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Indragiri Riau, berasal dari nagari Taeh Baruah, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan dari pihak ibunya, Saleha yang berasal dari nagari Situjuh, Limapuluh Kota [1] dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. [2]
Chairil masuk sekolah Holland Indische school (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu penjajah Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, sekolah menengah pertama belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan.Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastera. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.
Akhir Hidup
Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, yang bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang semrawut. Sebelum dia bisa menginjak usia dua puluh tujuh tahun, dia sudah kena sejumlah penyakit. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC[5] Dia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.
Buku-buku
Deru Campur Debu (1949)
Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)
"Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
Derai-derai Cemara (1998)
Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck
Terjemahan ke dalam bahasa asing
Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol. Terjemahan karya-karyanya di antaranya adalah:
"Sharp gravel, Indonesian poems", oleh Donna M. Dickinson (Berkeley? California, 1960)
"Cuatro poemas indonesios [por] Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati" (Madrid: Palma de Mallorca, 1962)
Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963)
"Only Dust: Three Modern Indonesian Poets", oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969)
The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970)
The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, dengan bantuan H. B. Jassin (Singapore: University Education Press, 1974)
Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978)
The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)
Karya-karya tentang Chairil Anwar
Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949, diselenggarakan oleh Bagian Kesenian Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan (Djakarta, 1953)
Boen S. Oemarjati, "Chairil Anwar: The Poet and his Language" (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1972).
Abdul Kadir Bakar, "Sekelumit pembicaraan tentang penyair Chairil Anwar" (Ujung Pandang: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, 1974)
S.U.S. Nababan, "A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar" (New York, 1976)
Arief Budiman, "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan" (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976)
Robin Anne Ross, Some Prominent Themes in the Poetry of Chairil Anwar, Auckland, 1976
H.B. Jassin, "Chairil Anwar, pelopor Angkatan '45, disertai kumpulan hasil tulisannya", (Jakarta: Gunung Agung, 1983)
Husain Junus, "Gaya bahasa Chairil Anwar" (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 1984)
Rachmat Djoko Pradopo, "Bahasa puisi penyair utama sastra Indonesia modern" (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985)
Sjumandjaya, "Aku: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar (Jakarta: Grafitipers, 1987)
Pamusuk Eneste, "Mengenal Chairil Anwar" (Jakarta: Obor, 1995)
Zaenal Hakim, "Edisi kritis puisi Chairil Anwar" (Jakarta: Dian Rakyat, 1996)




- Asrul Sani
Asrul Sani (lahir di Rao, Sumatra Barat, 10 Juni 1926 – wafat di Jakarta, 11 Januari 2004 pada umur 77 tahun) adalah seorang sastrawan dan sutradara film asal Indonesia. Menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia (1955). Pernah mengikuti seminar internasional mengenai kebudayaan di Universitas Harvard (1954), memperdalam pengetahuan tentang dramaturgi dan sinematografi di Universitas California Selatan, Los Angeles, Amerika Serikat (1956), kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).
Bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, ia mendirikan "Gelanggang Seniman" (1946) dan secara bersama-sama pula menjadi redaktur "Gelanggang" dalam warta sepekan Siasat. Selain itu, Asrul pun pernah menjadi redaktur majalah Pujangga Baru, Gema Suasana (kemudian Gema), Gelanggang (1966-1967), dan terakhir sebagai pemimpin umum Citra Film (1981-1982).
Asrul pernah menjadi Direktur Akademi Teater Nasional Indonesia, Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), anggota Badan Sensor Film, Ketua Dewan Kesenian Jakarta, anggota Dewan Film Indonesia, dan anggota Akademi Jakarta (seumur hidup).
Karyanya: Tiga Menguak Takdir (kumpulan sajak bersama Chairil Anwar dan Rivai Avin, 1950), Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat (kumpulan cerpen, 1972), Mantera (kumpulan sajak, 1975), Mahkamah (drama, 1988), Jenderal Nagabonar (skenario film, 1988), dan Surat-Surat Kepercayaan (kumpulan esai, 1997).
Buku mengenai Asrul: M.S. Hutagalung, Tanggapan Dunia Asrul Sani (1967) dan Ajip Rosidi dkk. (ed.), Asrul Sani 70 Tahun, Penghargaan dan Penghormatan (1997).
Di samping menulis sajak, cerpen, dan esai, Asrul juga dikenal sebagai penerjemah dan sutradara film. Terjemahannya: Laut Membisu (karya Vercors, 1949), Pangeran Muda (terjemahan bersama Siti Nuraini; karya Antoine de St-Exupery, 1952), Enam Pelajaran bagi Calon Aktor (karya Ricard Boleslavsky, 1960), Rumah Perawan (novel Yasunari Kawabata, 1977), Villa des Roses (novel Willem Elschot, 1977), Puteri Pulau (novel Maria Dermount, 1977), Kuil Kencana (novel Yukio Mishima, 1978), Pintu Tertutup (drama Jean Paul Sartre, 1979), Julius Caesar (drama William Shakespeare, 1979), Sang Anak (karya Rabindranath Tagore, 1979), Catatan dari Bawah Tanah (novel Fyodor Dostoyeski, 1979), Keindahan dan Kepiluan (novel Yasunari Kawabata, 1980), dan Inspektur Jenderal (drama Nicolai Gogol, 1986).
Film yang disutradarainya: "Pagar Kawat Berduri" (1963), "Apa Jang Kau Tjari, Palupi?" (1970), "Salah Asuhan" (1974), "Bulan di Atas Kuburan" (1976), "Kemelut Hidup" (1978), "Di Bawah Lindungan Kaabah" (1978), dan lain-lain.
Tahun 2000 Asrul menerima penghargaan Bintang Mahaputra dari Pemerintah RI.


- Idrus
Idrus (lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – wafat di Padang, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri, pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
Perkenalan Idrus dengan dunia sastra sudah dimulainya sejak duduk di bangku sekolah, terutama ketika di bangku sekolah menengah. Ia sangat rajin membaca karya-karya roman dan novel Eropa yang dijumpainya di perpustakaan sekolah. Ia pun sudah menghasilkan cerpen pada masa itu.
Karya-karya
Novel
1) Surabaya
2) Aki
3) Perempuan dan kebangsaan
4) Dengan Mata Terbuka
5) Hati Nurani Manusia
6) Hikayat Putri Penelope
7) Hikayat Petualang Lima
8) NJ mania KEBANTENAN
Cerpen
1) Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
2) Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
3) Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
4) Anak Buta
Drama
1) Dokter Bisma
2) Jibaku Aceh
3) Keluarga Surono
4) Kejahatan Membalas Dendam
Karya Terjemahan
1) Kereta Api Baja
2) Roti Kita Sehari-hari
3) Keju
4) Perkenalan dengan Anton Chekov
5) Cerita Wanita Termulia
6) Dua Episode Masa Kecil
7) Ibu yang Kukenang
8) Acoka


- Achdiat K. Mihardja

Achdiat Kartamihardja (lahir di Cibatu, Garut, Jawa Barat, 6 Maret 1911). Berpendidikan AMS-A Solo dan Fakultas Sastra dan Filsafat UI. Ia pernah bekerja sebagai guru Taman Siswa, redaktur Balai Pustaka, Kepala Jawatan Kebudayaan Perwakilan Jakarta Raya, dosen Fakultas Sastra UI (1956-1961), dan sejak 1961 hingga pensiun dosen kesusastraan Indonesia pada Australian National University, Canberra, Australia. Achdiat juga pernah menjadi redaktur harian Bintang Timur dan majalah Gelombang Zaman (Garut), Spektra, Pujangga Baru, Konfrontasi, dan Indonesia. Di samping itu, ia pernah menjadi Ketua PEN Club Indonesia, Wakil Ketua Organisasi Pengarang Indonesia, anggota BMKN, angggota Partai Sosialis Indonesia, dan wakil Indonesia dalam Kongres PEN Club Internasional di Lausanne, Swiss (1951).
Kumpulan cerpennya, Keretakan dan Ketegangan (1956) mendapat Hadiah Sastra BMKN tahun 1957 dan novelnya, Atheis (1949) memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah RI tahun 1969 (R.J. Maguire menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972) dan Sjuman Djaya mengangkatnya pula ke layar perak tahun 1974).
Karyanya yang lain:
1) Polemik Kebudayaan (editor, 1948)
2) Bentrokan dalam Asrama (drama, 1952)
3) Keretakan dan Ketegangan (kumpulan cerpen)
4) Kesan dan Kenangan (1960)
5) Debu Cinta Berterbangan (novel, Singapura, 1973)
6) Belitan Nasib (kumpulan cerpen, 1975)
7) Pembunuhan dan Anjing Hitam (kumpulan cerpen, 1975)
8) Pak Dullah in Extrimis (drama, 1977)
9) Si Kabayan, Manusia Lucu (1997).
10) Manifesto Khalifatullah (novel, 2006).
Studi mengenai karya Achdiat: Boen S. Oemarjati, Roman Atheis: Sebuah Pembicaraan (1962) dan Subagio Sastrowardoyo, "Pendekatan kepada Roman Atheis" dalam Sastra Hindia Belanda dan Kita (1983).
- Trisno Soemardjo
Trisno Sumardjo adalah seorang penerjemah Indonesia yang antara lain menterjemahkan A Midsummer Night's Dream karya Shakespeare.
Dalam pelataran sejarah seni rupa Indonesia, nama Trisno Sumardjo mungkin tidak selegendaris S Sudjojono yang karismatik dan kontroversial. Dia juga bukan pelukis berhasil jika Affandi dijadikan patokannya.
Tidak seperti halnya Sang SS 101 yang sering dikutip penulis seni rupa kita, pikiran-pikiran tokoh kelahiran Surabaya itu jarang mendapat tempat dalam wacana seni lukis Indonesia. Padahal, tidak jarang pemikiran seninya tampak jernih dan tajam, khususnya tatkala dia melihat gejala lahirnya seni lukis modern kita. Dia, misalnya, menulis karakter seni lukis modern Indonesia yang dibidani kelompok Persagi (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia 1937) itu sebagai peristiwa terjadinya pembebasan diri seniman untuk mulai memberlakukan sikap hidup dan tradisi baru.
Karya –karyanya:
Katahati dan Perbuatan (1952)


- Utuy Tatang Sontani
Utuy Tatang Sontani (Cianjur, 1 Mei 1920 - Moskwa, 17 September 1979) adalah seorang sastrawan Angkatan 45 terkemuka.
Karyanya yang pertama adalah Tambera (versi bahasa Sunda 1937) sebuah novel sejarah yang berlangsung di Kepulauan Maluku pada abad ke-17. Novel ini pertama kali dimuat dalam koran daerah berbahasa Sunda Sipatahoenan dan Sinar Pasundan pada tahun yang sama. Setelah itu Utuy menerbitkan kumpulan cerita pendeknya, Orang-orang Sial (1951), yang diikuti oleh cerita-cerita lakonnya yang membuatnya terkenal. Lakon pertamanya (Suling dan Bunga Rumahmakan, 1948) ditulis sebagaimana lakon ditulis, tetapi selanjutnya ia menemukan cara menulis lakon yang unik, yang bentuknya seperti cerita yang enak dibaca.
Di antara lakon-lakonnya yang terkenal adalah Awal dan Mira (1952), Sajang Ada Orang Lain (1954), Di Langit Ada Bintang (1955), Sang Kuriang (1955), Selamat Djalan Anak Kufur (1956), Si Kabajan (1959), dan Tak Pernah Mendjadi Tua (1963).
Karya tulis
1) Tambera (1948)
2) Orang-orang Sial: sekumpulan tjerita tahun 1948-1950 (1951)
3) Selamat Djalan Anak Kufur (1956)
4) Si Kampeng (1964)
5) Si Sapar: sebuah novelette tentang kehidupan penarik betjak di Djakarta (1964)
6) Kolot Kolotok
7) Di bawah langit tak berbintang (2001)
8) Menuju Kamar Durhaka - kumpulan cerpen (2002)
Drama:
1) Suling (1948)
2) Bunga Rumah Makan: pertundjukan watak dalam satu babak (1948)
3) Awal dan Mira: drama satu babak (1952)
4) Sajang Ada Orang Lain (1954)
5) Di Langit Ada Bintang (1955)
6) Sang Kuriang: opera dua babak (1955)
7) Si Kabajan: komedi dua babak (1959)
8) Tak Pernah Mendjadi Tua (1963)
9) Manusia Kota: empat buah drama (1961)
Selain ke dalam bahasa Rusia dan Estonia, karya-karya Utuy juga diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain, mis. bahasa Inggris, Mandarin, Tagalog, dll. Di masa Orde Baru, sama seperti para penulis yang mendapatkan stigma komunis, karya-karya Utuy dilarang beredar oleh pemerintah.
- Suman Hasibuan
Suman Hasibuan (lahir di Bengkalis, Riau, 4 April 1904 – wafat di Pekanbaru, Riau, 8 Mei 1999 pada umur 95 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Hasil karya dari Suman Hasibuan antara lain adalah "Mencari Pencuri Anak Perawan", "Kawan Bergelut" (kumpulan cerpen), "Tebusan Darah", "Kasih Tak Terlerai", dan "Percobaan Setia". Ia digolongkan sebagai sastrawan dari Angkatan Balai Pustaka.
Karya
1) "Pertjobaan Setia" (1940)
2) "Mentjari Pentjuri Anak Perawan" (1932)
3) "Kasih Ta' Terlarai" (1961)
4) "Kawan Bergelut" (kumpulan cerpen)
5) "Tebusan Darah"

Angkatan 1950 - 1960-an
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 - 1960-an

Pramoedya Ananta Toer (lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 – wafat di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun), secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.


Tandatangan Pramoedya

Karyanya
Selama masa itu ia menulis Gadis Pantai, novel semi-fiksi lainnya berdasarkan pengalaman neneknya sendiri. Ia juga menulis Nyanyi Sunyi Seorang Bisu (1995), otobiografi berdasarkan tulisan yang ditulisnya untuk putrinya namun tak diizinkan untuk dikirimkan, dan Arus Balik (1995).
Kecuali judul pertama, semua judul sudah disesuaikan ke dalam Ejaan Yang Disempurnakan.:
1) Sepoeloeh Kepala Nica (1946), hilang di tangan penerbit Balingka, Pasar Baru, Jakarta, 1947
2) Kranji–Bekasi Jatuh (1947), fragmen dari Di Tepi Kali Bekasi
3) Perburuan (1950), pemenang sayembara Balai Pustaka, Jakarta, 1949
4) Keluarga Gerilya (1950)
5) Subuh (1951), kumpulan 3 cerpen
6) Percikan Revolusi (1951), kumpulan cerpen
7) Mereka yang Dilumpuhkan (I & II) (1951)
8) Bukan Pasarmalam (1951)
9) Di Tepi Kali Bekasi (1951), dari sisa naskah yang dirampas Marinir Belanda pada 22 Juli 1947
10) Dia yang Menyerah (1951), kemudian dicetak ulang dalam kumpulan cerpen
11) Cerita dari Blora (1952), pemenang karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, Jakarta, 1953
12) Gulat di Jakarta (1953)
13) Midah Si Manis Bergigi Emas (1954)
14) Korupsi (1954)
15) Mari Mengarang (1954), tak jelas nasibnya di tangan penerbit
16) Cerita Dari Jakarta (1957)
17) Cerita Calon Arang (1957)
18) Sekali Peristiwa di Banten Selatan (1958)
19) Panggil Aku Kartini Saja (I & II, 1963; III & IV dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
20) Kumpulan Karya Kartini, yang pernah diumumkan di berbagai media; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
21) Wanita Sebelum Kartini; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
22) Gadis Pantai (1962-65) dalam bentuk cerita bersambung, bagian pertama triologi tentang keluarga Pramoedya; terbit sebagai buku, 1987; dilarang Jaksa Agung. Jilid II & III dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
23) Sejarah Bahasa Indonesia. Satu Percobaan (1964); dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
24) Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia (1963)
25) Lentera (1965), tak jelas nasibnya di tangan penerbit
26) Bumi Manusia (1980); dilarang Jaksa Agung, 1981
27) Anak Semua Bangsa (1981); dilarang Jaksa Agung, 1981
28) Sikap dan Peran Intelektual di Dunia Ketiga (1981)
29) Tempo Doeloe (1982), antologi sastra pra-Indonesia
30) Jejak Langkah (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985
31) Sang Pemula (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985
32) Hikayat Siti Mariah, (ed.) Hadji Moekti, (1987); dilarang Jaksa Agung, 1987
33) Rumah Kaca (1988); dilarang Jaksa Agung, 1988
34) Memoar Oei Tjoe Tat, (ed.) Oei Tjoe Tat, (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
35) Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
36) Arus Balik (1995)
37) Nyanyi Sunyi Seorang Bisu II (1997)
38) Arok Dedes (1999)
39) Mangir (2000)
40) Larasati (2000)
41) Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (2005)
42) Buku tentang Pramoedya dan karyanya
43) Pramoedya Ananta Toer dan Karja Seninja, oleh Bahrum Rangkuti (Penerbit Gunung Agung)
44) Citra Manusia Indonesia dalam Karya Pramoedya Ananta Toer, oleh A. Teeuw (Pustaka Jaya)
45) Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis, oleh Eka Kurniawan (Gramedia Pustaka Utama)
46) Membaca Katrologi Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer, oleh Apsanti Djokosujatno (Tera Indonesia)
47) Pramoedya Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra, Daniel Mahendra, dkk (Penerbit Malka)


- NH Dini
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 29 Februari 1936) atau lebih dikenal dengan nama NH Dini adalah sastrawan, novelis, dan feminis Indonesia.
Karir
Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telajur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Budi Darma menyebutnya sebagai pengarang sastra feminis yang terus menyuarakan kemarahan kepada kaum laki-laki. Terlepas dari apa pendapat orang lain, ia mengatakan bahwa ia akan marah bila mendapati ketidakadilan khususnya ketidakadilan gender yang sering kali merugikan kaum perempuan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul Dari Parangakik ke Kamboja (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya. Ia seorang pengarang yang menulis dengan telaten dan produktif, seperti komentar Putu Wijaya; 'kebawelan yang panjang.'
Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita. Namun banyak orang berpendapat, wanita yang dilukiskan Dini terasa “aneh”. Ada pula yang berpendapat bahwa dia menceritakan dirinya sendiri. Pandangan hidupnya sudah amat ke barat-baratan, hingga norma ketimuran hampir tidak dikenalinya lagi. Itu penilaian sebagian orang dari karya-karyanya. Akan tetapi terlepas dari semua penilaian itu, karya NH Dini adalah karya yang dikagumi. Buku-bukunya banyak dibaca kalangan cendekiawan dan jadi bahan pembicaraan sebagai karya sastra.
Sitor Situmorang (lahir 2 Oktober 1923 di Harianboho, Samosir, Sumatera Utara)dengan nama Raja Usu adalah wartawan, sastrawan, dan penyair Indonesia. Ayahnya adalah Ompu Babiat Situmorang yang pernah berjuang melawan tentara kolonial Belanda bersama Sisingamangaraja XII.
Karirnya dimulai sebagai wartawan harian Suara Nasional (Tarutung, 1945), Waspada (Medan,1947), Berita Indonesia, dan Warta Dunia (Jakarta, 1957). Ia pernah menjadi dosen Akademi Teater Nasional Indonesia (Jakarta), anggota MPRS dari kalangan seniman, Ketua Lembaga Kebudayaan Nasional (1959-65), lalu ditahan pemerintahan Orde Baru.

Karya tulis

Karyanya antara lain kumpulan cerpen Pertempuran dan Salju di Paris (1956) mendapat hadiah sastra nasional 1955, kumpulan sajak Peta Perjalanan memperoleh hadiah dari Dewan Kesenian Jakarta 1976, otobiografi : Sitor Situmorang Sastrawan 45, Penyair Danau Toba (1981); sejarah lokal: Toba na Sae (1993) dan Guru Somalaing dan Modigliani Utusan Raja Rom (1993).


- Mochtar Lubis

Mochtar Lubis (lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922 – wafat di Jakarta, 2 Juli 2004 pada umur 82 tahun) adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia. Sejak zaman pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita ANTARA, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendirikan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980).
Pernah menjadi Presiden Press Foundation of Asia, anggota Dewan Pimpinan International Association for Cultural Freedom (organisasi CIA), dan anggota World Futures Studies Federation.
Novelnya, Jalan Tak Ada Ujung (1952 diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A.H. John menjadi A Road With No End, London, 1968), mendapat Hadiah Sastra BMKN 1952; cerpennya Musim Gugur menggondol hadiah majalah Kisah tahun 1953; kumpulan cerpennya Perempuan (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-1956; novelnya, Harimau! Harimau! (1975), meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departeman P & K; dan novelnya Maut dan Cinta (1977) meraih Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya tahun 1979. Selain itu, Mochtar juga menerima Anugerah Sastra Chairil Anwar (1992).

Bibliografi:

1) Tidak Ada Esok (novel, 1951)
2) Si Jamal dan Cerita-Cerita Lain (kumpulan cerpen, 1950)
3) Teknik Mengarang (1951)
4) Teknik Menulis Skenario Film (1952)
5) Harta Karun (cerita anak, 1964)
6) Tanah Gersang (novel, 1966)
7) Senja di Jakarta (novel, 1970; diinggriskan Claire Holt dengan judul Twilight in Jakarta, 1963)
8) Judar Bersaudara (cerita anak, 1971)
9) Penyamun dalam Rimba (cerita anak, 1972)
10) Manusia Indonesia (1977)
11) Berkelana dalam Rimba (cerita anak, 1980)
12) Kuli Kontrak (kumpulan cerpen, 1982)
13) Bromocorah (kumpulan cerpen, 1983)
14) Karya jurnalistiknya:
15) Perlawatan ke Amerika Serikat (1951)
16) Perkenalan di Asia Tenggara (1951)
17) Catatan Korea (1951)
18) Indonesia di Mata Dunia (1955)
19) Mochtar Lubis juga menjadi editor:
20) Pelangi: 70 Tahun Sutan Takdir Alisyahbana (1979)
21) Bunga Rampai Korupsi (bersama James C. Scott, 1984)
22) Hati Nurani Melawan Kezaliman: Surat-Surat Bung Hatta kepada Presiden Soekarno (1986)
23) Terjemahannya:
24) Tiga Cerita dari Negeri Dollar (kumpulan cerpen, John Steinbeck, Upton Sinclair, dan John Russel, 1950)
25) Orang Kaya (novel F. Scott Fitgerald, 1950)
26) Yakin (karya Irwin Shaw, 1950)
27) Kisah-kisah dari Eropa (kumpulan cerpen, 1952)
28) Cerita dari Tiongkok (terjemahan bersama Beb Vuyk dan S. Mundingsari, 1953)
29) Studi mengenai Mochtar Lubis:
30) M.S. Hutagalung, Jalan Tak Ada Ujung Mochtar Lubis (1963)
31) Henri Chambert-Loir, Mochtar Lubis, une vision de l'Indonésie Contemporaine (diseertasi, Paris, 1974)
32) David T. Hill, Mochtar Lubis: Author, Editor, and Political Actor (disertasi, Canberra, 1989)

- Ajip Rosidi
Ajip Rosidi (baca: Ayip Rosidi), (lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari 1938; umur 71 tahun) adalah sastrawan Indonesia.

Karya-karyanya

Ada ratusan karya Ajip. Beberapa di antaranya
Tahun-tahun Kematian (kumpulan cerpen, 1955)
Ketemu di Jalan (kumpulan sajak bersama SM Ardan dan Sobron Aidit, 1956)
Pesta (kumpulan sajak, 1956)
Di Tengah Keluarga (kumpulan cerpen, 1956)
Sebuah Rumah buat Haritua (kumpulan cerpen, 1957)
Perjalanan Penganten (roman, 1958, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh H. Chambert-Loir, 1976; Kroatia, 1978, dan Jepang oleh T. Kasuya, 1991)
Cari Muatan (kumpulan sajak, 1959)
Membicarakan Cerita Pendek Indonesia (1959)
Surat Cinta Enday Rasidin (kumpulan sajak, 1960);
Pertemuan Kembali (kumpulan cerpen, 1961)
Kapankah Kesusasteraan Indonesia lahir? (1964; cetak ulang yang direvisi, 1985)
Jante Arkidam jeung salikur sajak lianna (kumpulan sajak, bahasa Sunda, 1967);
Jeram (kumpulan sajak, 1970);
Jante Arkidam jeung salikur sajak lianna (kumpulan sajak, bahasa Sunda, 1967)
Ikhtisar Sejarah Sastera Indonesia (1969)
Ular dan Kabut (kumpulan sajak, 1973);
Sajak-sajak Anak Matahari (kumpulan sajak, 1979, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh T. Indoh, dan dimuat dalam majalah Fune dan Shin Nihon Bungaku (1981)
Manusia Sunda (1984)
Anak Tanahair (novel, 1985, terjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Funachi Megumi, 1989.
Nama dan Makna (kumpulan sajak, 1988)
Sunda Shigishi hi no yume (terjemahan bahasa Jepang dari pilihan keempat kumpulan cerita pendek oleh T. Kasuya 1988)
Puisi Indonesia Modern, Sebuah Pengantar (1988)
Terkenang Topeng Cirebon (kumpulan sajak, 1993)
Sastera dan Budaya: Kedaerahan dalam Keindonesiaan (1995)
Mimpi Masasilam (kumpulan cerpen, 2000, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang)
Masa Depan Budaya Daerah (2004)
Pantun Anak Ayam (kumpulan sajak, 2006)
Korupsi dan Kebudayaan (2006)
Hidup Tanpa Ijazah, Yang Terekam dalam Kenangan (otobiografi, 2008)
Ajip juga menulis drama, cerita rakyat, cerita wayang, bacaan anak-anak, lelucon, dan memoar serta menjadi penyunting beberapa bunga rampai.


- A.A. Navis
Haji Ali Akbar Navis (lahir di Kampung Jawa, Padang, Sumatra Barat, 17 November 1924 – wafat 22 Maret 2003 pada umur 78 tahun) adalah seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia yang lebih dikenal dengan nama A.A. Navis. Ia menjadikan menulis sebagai alat dalam kehidupannya. Karyanya yang terkenal adalah cerita pendek Robohnya Surau Kami. Navis 'Sang Pencemooh' adalah sosok yang ceplas-ceplos, apa adanya. Kritik-kritik sosialnya mengalir apa adanya untuk membangunkan kesadaran setiap pribadi, agar hidup lebih bermakna. Ia selalu mengatakan yang hitam itu hitam dan yang putih itu putih. Ia amat gelisah melihat negeri ini digerogoti para kopruptor. Pada suatu kesempatan ia mengatakan kendati menulis adalah alat utamanya dalam kehidupan tapi jika dikasih memilih ia akan pilih jadi penguasa untuk menangkapi para koruptor. Walaupun ia tahu risikonya, mungkin dalam tiga bulan, ia justeru akan duluan ditembak mati oleh para koruptor itu.
Buah karya
Ia yang mengaku mulai menulis sejak tahun 1950, namun hasil karyanya baru mendapat perhatian dari media cetak sekitar 1955, itu telah menghasilkan sebanyak 65 karya sastra dalam berbagai bentuk. Ia telah menulis 22 buku, ditambah lima antologi bersama sastrawan lainnya, dan delapan antologi luar negeri, serta 106 makalah yang ditulisnya untuk berbagai kegiatan akademis di dalam maupun di luar negeri dan dihimpun dalam buku Yang Berjalan Sepanjang Jalan. Novel terbarunya, Saraswati, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2002.

Beberapa karyanya yang amat terkenal adalah:

Surau Kami (1955)
Bianglala (1963)
Hujan Panas (1964)
Kemarau (1967)
Saraswati
Si Gadis dalam Sunyi (1970)
Dermaga dengan Empat Sekoci (1975)
Di Lintasan Mendung (1983)
Dialektika Minangkabau (editor, 1983)
Alam Terkembang Jadi Guru (1984)
Hujan Panas dan Kabut Musim (1990)
Cerita Rakyat Sumbar (1994)
Jodoh (1998)
Karya tulis
Antologi Lengkap Cerpen A.A. Navis (2005)
Gerhana: novel (2004)
Bertanya Kerbau Pada Pedati: kumpulan cerpen (2002)
Cerita Rakyat dari Sumatra Barat 3 (2001)
Kabut Negeri si Dali: Kumpulan Cerpen (2001)
Dermaga Lima Sekoci (2000)
Jodoh: Kumpulan Cerpen (1999)
Yang Berjalan Sepanjang Jalan (1999)
Cerita Rakyat dari Sumatra Barat 2 (1998)
Filsafat dan Strategi Pendidikan M. Sjafei: Ruang Pendidik INS Kayutanam (1996)
Otobiografi A.A. Navis: Satiris dan Suara Kritis dari Daerah (1994)
Surat dan Kenangan Haji (1994)
Cerita Rakyat dari Sumatra Barat (1994)
Hujan Panas dan Kabut Musim: Kumpulan Cerita Pendek (1990)
Pasang Surut Pengusaha Pejuang: Otobiografi Hasjim Ning (1986)
Alam Terkembang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau (1984)
Di Lintasan Mendung (1983)
Dialektika Minangkabau (editor) (1983)
Dermaga dengan Empat Sekoci: Kumpulan Puisi (1975)
Saraswati: Si Gadis dalam Sunyi: sebuah novel (1970)
Kemarau (1967)
Bianglala: Kumpulan Cerita Pendek (1963)
Hudjan Panas (1963)
Robohnya Surau Kami (1955)

- Toto Sudarto Bachtiar
Toto Sudarto Bachtiar (Cirebon, Jawa Barat, 12 Oktober 1929, meninggal karena serangan jantung di Cisaga, Banjar, Jawa Barat 9 Oktober 2007) adalah penyair Indonesia yang seangkatan dengan W.S. Rendra. Penyair angkatan 1950-1960-an ini dikenal masyarakat luas dengan puisinya, antara lain Pahlawan Tak Dikenal, Gadis Peminta-minta, Ibukota Senja, Kemerdekaan, Ode I, Ode II, dan Tentang Kemerdekaan.

Karya

Suara: kumpulan sajak 1950-1955, 1956, memenangkan Hadiah Sastra BMKN
Etsa (kumpulan sajak, 1958)
Datang dari masa depan: 37 penyair Indonesia (2000)
Terjemahan
Pelacur (1954), terjemahan karya Jean Paul Sartre
Sulaiman yang Agung (1958), terjemahan karya Harold Lamb
Bunglon (1965), terjemahan karya Anton Chekhov
Bayangan Memudar (1975), terjemahan karya Breton de Nijs, diterjemahkan bersama Sugiarta Sriwibawa
Pertempuran Penghabisan (1976), terjemahan karya Ernest Hemingway
Sanyasi (1979), terjemahan karya Rabindranath Tagore


- Ramadhan KH
Ramadhan K.H. yang nama lengkapnya adalah Ramadhan Karta Hadimadja, dilahirkan di Bandung pada 16 Maret 1927, dan meninggal di rumahnya di Cape Town, Afrika Selatan pada 16 Maret 2006 setelah menderita kanker prostat selama ±3 bulan.

Karya-karya Ramadhan

Kuantar ke Gerbang: kisah cinta kisah cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno (1981)
Gelombang hidupku: Dewi Dja dari Dardanella (1982)
Soeharto pikiran, ucapan, dan tindakan saya: otobiografi (1988)
A.E. Kawilarang - untuk Sang Merah Putih: pengalaman, 1942- 1961 (1988)
Bang Ali demi Jakarta (1966-1977): memoar (1992)
Hoegeng, polisi idaman dan kenyataan: sebuah autobiografi (ditulis bersama dengan Abrar Yusra) (1993)
Soemitro, mantan Pangkopkamtib: dari Pangdam Mulawarman sampai Pangkopkamtib (1994)
Gobel, pelopor industri elektronika Indonesia dengan falsafah usaha pohon pisang (1994)
Sjamaun Gaharu, cuplikan perjuangan di daerah modal: sebuah autobiografi (ditulis bersama dengan Hamid Jabbar, Sjamaun Gaharu) (1995)
D.I. Pandjaitan, pahlawan revolusi gugur dalam seragam kebesaran: biografi (ditulis bersama dengan Sugiarta Sriwibawa) (1997)
Demi bangsa - liku-liku pengabdian Prof. Dr. Midian Sirait: dari guru SR Porsea sampai Guru Besar ITB (ditulis bersama dengan Sugiarta Sriwibawa) (1999)
H. Priyatna Abdurrasyid - dari Cilampeni ke New York: mengikuti hati nurani (2001)
H. Djaelani Hidajat - dari tukang sortir pos sampai menteri: sebuah otobiografi (ditulis bersama dengan Tatang Sumarsono) (2002)
Pergulatan tanpa henti - Adnan Buyung Nasution (dibantu dituliskan oleh Ramadhan K.H. dan Nina Pane) (2004)



Novel

Rojan revolusi (1971)
Kemelut hidup (1977)
Keluarga Permana (1978)
Ladang Perminus (1990)

Puisi

Priangan si Djelita: kumpulan sandjak (1956)
Am Rande des Reisfelds: zweisprachige Anthologie moderner indonesischer Lyrik / herausgegeben von Berthold Damshäuser und Ramadhan K.H. aus dem indonesischen übersetzt von Berthold Damshäuser = Pinggir sawah : antologi dwibahasa puisi Indonesia modern / disunting bersama dengan Berthold Damshäuser, diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh Berthold Damshäuser (1990)
Gebt mir Indonesien zurück! - Anthologie moderner indonesischer Lyrik / herausgegeben von Berthold Damshäuser und Ramadhan K.H.; aus dem Indonesischen übersetzt von Berthold Damshäuser, mit einem Vorwort von Berthold Damshäuser (1994)
Jakarta & Berlin dalam cermin puisi: antologi dwibahasa dengan puisi mengenai Jakarta dan Berlin (2002)
Antologie Bilingue de la Poesie Indonesienne Contemporaine: antologi puisi dwibahasa Indonesia-Prancis (..)
Terjemahan
Yerma: drama tragis dalam tiga babak dan enam adegan oleh Federico García Lorca (1956)
Romansa Kaum Gitana oleh Federico García Lorca (1973)
Rumah Bernarda Alba oleh Federico García Lorca (1957)
Lain-lain
Bola Kerandjang - liputan Olimpiade Helsinki (1952) - bukunya yang pertama
Syair Himne Asian Games Jakarta (1963)
Menguak duniaku - kisah sejati kelainan seksual (ditulis bersama dengan R. Prie Prawirakusumah) (1988)
Amatan para ahli Jerman tentang Indonesia, disunting bersama dengan Berthold Damshäuser (1992)
Rantau dan renungan: budayawan Indonesia tentang pengalamannya di Perancis (1992)
Transmigrasi: harapan dan tantangan (1993)
Dari monopoli menuju kompetisi: 50 tahun telekomunikasi Indonesia sejarah dan kiat manajemen Telkom (ditulis bersama dengan Sugiarta Sriwibawa, Abrar Yusra) (1994)
Mochtar Lubis bicara lurus: menjawab pertanyaan wartawan (1995)
Pers bertanya, Bang Ali menjawab (1995)
Rantau dan Renungan I: budayawan Indonesia tentang pengalamannya di Perancis (penyunting bersama dengan Jean Couteau, Henri Chambert-Loir) (1999)


- Willibrordus Surendra Broto Rendra

Willibrordus Surendra Broto Rendra (lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935; umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Semenjak masa kuliah beliau sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.
Beberapa karya:


Drama

Orang-orang di Tikungan Jalan (1954)
Bip Bop Rambaterata (Teater Mini Kata)
SEKDA (1977)
Selamatan Anak Cucu Sulaiman (dimainkan 2 kali)
Mastodon dan Burung Kondor (1972)
Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)- dimainkan dua kali
Macbeth (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)
Oedipus Sang Raja (terjemahan dari karya Sophokles, aslinya berjudul "Oedipus Rex")
Lisistrata (terjemahan)
Odipus di Kolonus (Odipus Mangkat) (terjemahan dari karya Sophokles,
Antigone (terjemahan dari karya Sophokles,
Kasidah Barzanji (dimainkan dua kali)
Perang Troya Tidak Akan Meletus (terjemahan dari karya Jean Giraudoux asli dalam bahasa Prancis: "La Guerre de Troie n'aura pas lieu")
Panembahan Reso (1986)
Kisah Perjuangan Suku Naga (dimainkan 2 kali)

Sajak/Puisi

Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta
Blues untuk Bonnie
Empat Kumpulan Sajak
Jangan Takut Ibu
Mencari Bapak
Nyanyian Angsa
Pamphleten van een Dichter
Perjuangan Suku Naga
Pesan Pencopet kepada Pacarnya
Potret Pembangunan Dalam Puisi

Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan)
Rick dari Corona
Rumpun Alang-alang
Sajak Potret Keluarga
Sajak Rajawali
Sajak Seonggok Jagung
Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api
State of Emergency
Surat Cinta


- Subagio Sastrowardoyo
Subagio Sastrowardoyo (Madiun, 1 Februari 1924 – 18 Juli 1995) adalah penyair, penulis cerita pendek dan esei, serta kritikus sastra Indonesia. Berpendidikan HIS di Bandung dan Jakarta, HBS, SMP, dan SMA di Yogyakarta, Fakultas Sastra UGM selesai tahun 1958, Universitas Yale tahun 1961-1966. Pernah menjabat Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Kursus B-I di Yogyakarta (1954-1958), dosen Kesustraan Indonesia di Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM (1658-1961), dosen UNPAD, dosen SESKOAD keduanya di Bandung, dosen bahasa dan Kesusastraan Indonesia di Universitas Flinders, Adelaide, dan terakhir bekerja di Penerbit Balai Pustaka.

KARYANYA:

Simphoni (kumpulan sajak, 1957)
Kejantanan di Sumbing (Kumpulan Cerpen, 1965)
Bakat Alam dan Intelektualisme (kumpulan esei, 1972)
Keroncong Motinggo (Kumpulan sajak, 1975)
Sosok
Pribadi dalam Sajak (kumpulan esei, 1980)
Sastra Belanda dan Kita (telaah sastra, 1980)
Hari dan Hara (Kumpulan Sajak, 1982).


- Nugroho Notosusanto
Nugroho Notosusanto (Rembang, 15 Juli 1930 - Jakarta, 3 Juni 1985) adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1985). Sebelumnya juga ia pernah menjadi Rektor Universitas Indonesia (1982-1983). Ia berkarir di bidang militer dan pendidikan. Selain itu ia juga terkenal sebagai sastrawan, yang oleh H.B. Yassin digolongkan pada Sastrawan Angkatan 66.

KARYANYA:

a. Cerpen yang Dibukukan
Hidjau Tanahku, Hidjau Badjuku. 1963. Jakarta: Balai Pustaka
Hudjan Kepagian. 1958. Jakarta: Balai Pustaka
Rasa Sayange. 1961. Jakarta: Pembangunan
Tiga Kota. 1959. Jakarta: Balai Pustaka
b. Cerpen dalam Majalah
“Pondok di Atas Bukit”. Kompas untuk generasi baru, 11.1, (51), 15—17.
“Teratak”. Kompas untuk generasi baru, 13.1, (51), 33-34. (Nugroho NS)
“Sebuah Pertemuan”. Kompas untuk generasi baru, 2.2, (52), 33-35.
“Eksekusi” Madjalah Nasional, 44.4, (53), 20-21.
“Gunung Kidul”. Madjalah Nasional, 30.4, (53), 20-2 1.
“Jeep 04-1001 Hilang”. Kisah, 1.1, (53), 7, 9-10.
“Konyol”. Madjalah Nasional, 33.4, (53), 20-22.
“Pembalasan Dendam”. Madjalah Nasional, 37.4, (53), 20-22.
“Ideal Type”. Kisah, 1.2, (54), 19-22
“Mbah Danu”. Kisah, 9.2, (54), 271-172.
“Nokturne”. Kisah, 12.2, (54), .365-368.
“Piyama”. Kisah, 6.2, (54), 177-178.
“Puisi”. Kisah, 7.2, (54), 210-211.
“Raden Satiman”. Kisah, 3.2, (54), 79-81.
“Vickers Jepang”. Kisah, 5.2, (54), 129-131.
“Jembatan”. Kisah, 8.3, (55), 16-22.
“Partus”. Mimbar Indonesia, 25.9, (55), 20-2 1, 24-25.
“Senyum”. Madjalah Nasional, 6,7.6, (55), 25-26,22-23,26.
“Setan Lewat”. Mimbar Indonesia, 6.9, (55), 20-21.
“Panser”. Siasat, 524.11, (57), 29-31, 34.
“Tangga Kapal”. Forum, 4-5.4 (57), 24,32.
“Kepindahan”. Siasat, 598.12, (58), 31-32.
“Piano”. Siasat, 574.12, (58), 24-27.
“Ular”. Siasat, 595.12, (58), 26-29.
“Karanggenang”. Siasat, 619.13, (59), 28-30.
“Latah”. Siasat, 626.13, (59), 23-24.
“Sungai”. Budaya, 8.8, (59), 276-279,
“Bayi”. Femina, 16, (73), 42-44.
c. Prosa
1. “Alun”. Kompas untuk generasi baru, 1.2, (52), 67.
2. “Jerit di Malam Kelam”. Madjalah Nasional, 18.3, (52), 17.
3. “Pesan di Malam yang Penub Bintang”. Madjalah Nasional, 17.3, (52), 19.
4. “Rancangan Requiem”. Kompas untuk generasi baru, 1.2, (52), 67.
5. “Sebuah Pagi”. Madjalah Nasional, 49.3, (52), 21.
6. “Sepotong Kenangan”. Madjalah Nasional, 46.3, (52), 19.
7. “Sesal”. Kompas untuk generasi baru, 2.2, (52), 36.
8. “Tiwikraina”. Madjalah Nasional, 47.3, (52), 19.
9. “Adios Yogya”. Madjalah Nasional. 10.4, (53), 19.
10. “Amerta”. Madjalah Nasional, 16.4. (53), 19.
11. “Bali”. Budaya, 9, (53), 39.
12. “Longka Pura”. Madjalah Nasional, 16.4, (53), 19.
13. “Sebuah Malam Minggu”. Madjalah Nasional, 14.4, (53), 19.

- Toha Mochtar
Toha Mochtar (Kediri, Jawa Timur, 17 September 1926 - Jakarta, 17 Mei 1992), adalah seorang sastrawan dan pengarang cerita anak-anak Indonesia.
Sejumlah hasil karyanya adalah:
Pulang (1958), yang mendapat Hadiah Sastra Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1960)
Daerah Tak Bertuan (1963), meraih Hadiah Sastra Yamin (1964)
Kabut Rendah (1968)
Bukan Karena Kau (1968)
Jayamada (1971)
Novelnya "Pulang" pernah difilmkan oleh Turino Djunaedi
Selain menulis novel untuk orang dewasa, Toha banyak juga menulis buku untuk anak-anak. Pada tahun 1971 bersama Julius R. Siyaranamual dan Asmara Nababan, ia ikut mendirikan majalah Kawanku yang ditanganinya selama sekitar 15 tahun. Majalah anak-anak ini terkenal sebagai sebuah majalah yang bermutu pada saat itu.



Angkatan 1966 - 1970-an

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.
Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail dan banyak lagi yang lainnya.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966

- Taufiq Ismail
Taufiq Ismail (lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935; umur 74 tahun) ialah seorang sastrawan Indonesia.
Dilahirkan di Bukittinggi dan dibesarkan di Pekalongan, ia tumbuh dalam keluarga guru dan wartawan yang suka membaca. Ia telah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA. Dengan pilihan sendiri, ia menjadi dokter hewan dan ahli peternakan karena ingin memiliki bisnis peternakan guna menafkahi cita-cita kesusastraannya. Ia tamat FKHP-UI Bogor pada 1963 tapi gagal punya usaha ternak yang dulu direncanakannya di sebuah pulau di Selat Malaka

KARYANYA:

1. Ismael, Taufiq (1995). Prahara Budaya:kilas-balik ofensif Lekra/PKI dkk.:kumpulan dokumen pergolakan sejarah (dalam Bahasa Bahasa Indonesia). Bandung: Mizan dan H.U. Republika, 469. ISBN 979-433-064-7.



- Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu pada tanggal 24 Juni 1941 adalah pujangga Indonesia terkemuka. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung. Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana.
karyanya
O Amuk Kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Calzoum Bachri dari periode penulisan 1966 sampai 1979. Tiga kumpulan sajak itu mencerminkan secara jelas pembaharuan yang dilakukannya terhadap puisi Indonesia modern.
Abdul Hadi Widji Muthari (lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, 24 Juni 1946; umur 63 tahun) adalah salah satu sastrawan Indonesia. Sejak kecil ia telah mencintai puisi. Penulisannya dimatangkan terutama oleh karya-karya Amir Hamzah dan Chairil Anwar, ditambah dengan dorongan orangtua, kawan dan gurunya.

Kumpulan puisi

Meditasi (1976)
Laut Belum Pasang (1971)
Cermin (1975)
Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975)
Tergantung Pada Angin (1977)
Anak Laut, Anak Angin (1983)

- Abdul Hadi WM
Abdul Hadi Widji Muthari (lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, 24 Juni 1946; umur 63 tahun) adalah salah satu sastrawan Indonesia. Sejak kecil ia telah mencintai puisi. Penulisannya dimatangkan terutama oleh karya-karya Amir Hamzah dan Chairil Anwar, ditambah dengan dorongan orangtua, kawan dan gurunya.
Kumpulan puisi
1. Meditasi (1976)
2. Laut Belum Pasang (1971)
3. Cermin (1975)
4. Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (1975)
5. Tergantung Pada Angin (1977)
6. Anak Laut, Anak Angin (1983)
Tulisan tentang Abdul Hadi WM
"Naturmagie und Sufismus - Gedichte des indonesischen Lyrikers Abdul Hadi W.M.", dalam Orientierungen 1/1991, S. 113-122.
"Struktur sajak penyair Abdul Hadi W.M." (1998) oleh Anita K. Rustapa
"Arjuna in meditation: three young Indonesian poets: selected verse of Abdul Hadi W.M., Darmanto Jt & Sutardji Calzoum Bachri", (1976) Writers Workshop, Calcutta.

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 69 tahun) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.
Riwayat hidup
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.Ia menikah dengan Widyaningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Karya-karya
Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Sampai sekarang telah ada delapan kumpulan puisinya yang diterbitkan. Ia tidak saja menulis puisi, tetapi juga menerjemahkan berbagai karya asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD.
Berikut adalah karya-karya SDD (berupa kumpulan puisi), serta beberapa esei.
Kumpulan Puisi/Prosa
1. "Duka-Mu Abadi", Bandung (1969)
2. "Lelaki Tua dan Laut" (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
3. "Mata Pisau" (1974)
4. "Sepilihan Sajak George Seferis" (1975; terjemahan karya George Seferis)
5. "Puisi Klasik Cina" (1976; terjemahan)
6. "Lirik Klasik Parsi" (1977; terjemahan)
7. "Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak" (1982, Pustaka Jaya)
8. "Perahu Kertas" (1983)
9. "Sihir Hujan" (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
10. "Water Color Poems" (1986; translated by J.H. McGlynn)
11. "Suddenly the night: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (1988; translated by J.H. McGlynn)
12. "Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
13. "Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia" (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
14. "Hujan Bulan Juni" (1994)
15. "Black Magic Rain" (translated by Harry G Aveling)
16. "Arloji" (1998)
17. "Ayat-ayat Api" (2000)
18. "Pengarang Telah Mati" (2001; kumpulan cerpen)
19. "Mata Jendela" (2002)
20. "Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?" (2002)
21. "Membunuh Orang Gila" (2003; kumpulan cerpen)
22. "Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia periode awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
23. "Mantra Orang Jawa" (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
24. "Kolam" (2009; kumpulan puisi)


Sapardi juga menerjemahkan beberapa karya Kahlil Gibran dan Jalaluddin Rumi ke dalam bahasa Indonesia.
Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi karya SDD dimulai pada tahun 1987 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia, dalam upaya mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi Aku Ingin oleh Ags. Arya Dipayana dan Hujan Bulan Juni oleh H. Umar Muslim. Kelak, Aku Ingin diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari "Soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti" (1991), dibawakan oleh Ratna Octaviani.
Beberapa tahun kemudian lahirlah album "Hujan Bulan Juni" (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu merupakan salah satu dari sejumlah penyanyi lain, yang adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Album "Hujan Dalam Komposisi" menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama.
Sebagai tindak lanjut atas banyaknya permintaan, album "Gadis Kecil" (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri dari Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, dilanjutkan oleh album "Becoming Dew" (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu.
Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata "Ars Amatoria" yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.
Buku
"Sastra Lisan Indonesia" (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.
"Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan"
"Dimensi Mistik dalam Islam" (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical Dimension of Islam", salah seorang penulis.
Pustaka Firdaus
1. "Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia" (2004), salah seorang penulis.
2. "Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas" (1978).
3. "Politik ideologi dan sastra hibrida" (1999).
4. "Pegangan Penelitian Sastra Bandingan" (2005).
5. "Babad Tanah Jawi" (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).




- Goenawan Soesatyo Mohamad
Goenawan Soesatyo Mohamad (lahir di Karangasem, Batang, Jawa Tengah, 29 Juli 1941; umur 67 tahun) adalah seorang sastrawan Indonesia terkemuka. Ia juga salah seorang pendiri Majalah Tempo.
Goenawan Mohamad adalah seorang intelektual yang punya wawasan yang begitu luas, mulai pemain sepak bola, politik, ekonomi, seni dan budaya, dunia perfilman, dan musik. Pandangannya sangat liberal dan terbuka. Seperti kata Romo Magniz-Suseno, salah seorang koleganya, lawan utama Goenawan Mohamad adalah pemikiran monodimensional.
Karya Sastra
Selama kurang lebih 30 tahun menekuni dunia pers, Goenawan menghasilkan berbagai karya yang sudah diterbitkan, diantaranya kumpulan puisi dalam Parikesit (1969) dan Interlude (1971), yang diterjemahkan ke bahasa Belanda, Inggris, Jepang, dan Prancis. Sebagian eseinya terhimpun dalam Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (1972), Seks, Sastra, dan Kita (1980). Tetapi lebih dari itu, tulisannya yang paling terkenal dan populer adalah Catatan Pinggir, sebuah artikel pendek yang dimuat secara mingguan di halaman paling belakang dari Majalah Tempo. Konsep dari Catatan Pinggir adalah sekedar sebagai sebuah komentar ataupun kritik terhadap batang tubuh yang utama. Artinya, Catatan Pinggir mengambil posisi di tepi, bukan posisi sentral. Sejak kemunculannya di akhir tahun 1970-an, Catatan Pinggir telah menjadi ekspresi oposisi terhadap pemikiran yang picik, fanatik, dan kolot.
Catatan Pinggir, esei pendeknya tiap minggu untuk Majalah Tempo, (kini terbit jilid ke-6 dan ke-7) di antaranya terbit dalam terjemahan Inggris oleh Jennifer Lindsay, dalam Sidelines (19…..) dan Conversations with Difference (19….). . Kritiknya diwarnai keyakinan Goenawan bahwa tak pernah ada yang final dalam manusia. Kritik yang, meminjam satu bait dalam sajaknya, “dengan raung yang tak terserap karang”.
Kumpulan esainya berturut turut: Potret Seorang Peyair Muda Sebagai Malin Kundang (1972), Seks, Sastra, Kita (1980), Kesusastraan dan Kekuasaan (1993), Setelah Revolusi Tak Ada Lagi (2001), Kata, Waktu (2001), Eksotopi (2002).
Sajak-sajaknya dibukukan dalam Parikesit (1971), Interlude (1973), Asmaradana (1992), Misalkan Kita di Sarajevo (1998), dan Sajak-Sajak Lengkap 1961-2001 (2001). Terjemahan sajak-sajak pilihannya ke dalam bahasa Inggris, oleh Laksmi Pamuntjak, terbit dengan judul Goenawan Mohamad: Selected Poems (2004).
Setelah pembredelan Tempo pada 1994, ia mendirikan ISAI (Institut Studi Arus Informasi), sebuah organisasi yang dibentuk bersama rekan-rekan dari Tempo dan Aliansi Jurnalis Independen, serta sejumlah cendekiawan yang memperjuangkan kebebasan ekspresi. Secara sembunyi-sembunyi, antara lain di Jalan Utan Kayu 68H, ISAI menerbitkan serangkaian media dan buku perlawanan terhadap Orde Baru. Sebab itu di Utan Kayu 68H bertemu banyak elemen: aktivis pro-demokrasi, seniman, dan cendekiawan, yang bekerja bahu membahu dalam perlawanan itu.
Dari ikatan inilah lahir Teater Utan Kayu, Radio 68H, Galeri Lontar, Kedai Tempo, Jaringan Islam Liberal, dan terakhir Sekolah Jurnalisme Penyiaran, yang meskipun tak tergabung dalam satu badan, bersama-sama disebut “Komunitas Utan Kayu”. Semuanya meneruskan cita-cita yang tumbuh dalam perlawanan terhadap pemberangusan ekspresi.


- Umar Kayam
Umar Kayam (lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932 – wafat di Jakarta, 16 Maret 2002 pada umur 69 tahun) merupakan seorang sosiolog, novelis, cerpenis, dan budayawan berkebangsaan Indonesia.



Karyanya :
1) Seribu Kunang-kunang di Manhattan
2) Sri Sumarah dan Bawuk
3) Lebaran di Karet
4) Pada Suatu Saat di Bandar Sangging
5) Kelir Tanpa Batas
6) Para Priyayi
7) Jalan Menikung
- Danarto
Danarto (lahir di Sragen, Jawa Tengah, 27 Juni 1940; umur 69 tahun) dikenal sebagai penulis dan sastrawan yang produktif di Indonesia. Karyanya yang terkenal di antaranya adalah kumpulan cerpen, Godlob. Kumpulan cerpennya yang lain, Adam Ma'rifat, memenangkan Hadiah Sastra 1982 Dewan Kesenian Jakarta, dan Hadiah Buku Utama 1982.
Karya
1) Godlob, kumpulan cerpen, 1975
2) Adam Ma'rifat, kumpulan cerpen, 1982?
3) Orang Jawa Naik Haji, catatan perjalanan ibadah haji, 1983




- PUTU WIJAYA
Putu Wijaya (bernama asli I Gusti Ngurah Putu Wijaya) adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Putu Wijaya lahir di Puri Anom, Tabanan, Bali pada tanggal 11 April 1944. Ia adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, yang semua anggota keluarganya dekat dan jauh, dan punya kebiasaan membaca. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi.
Penulis skenario film
Antara lain :
 Perawan Desa (memperoleh Piala Citra FFI 1980)
 Kembang Kertas (memperoleh Piala Citra FFI 1985)
 Ramadhan dan Ramona
 Dokter Karmila
 Bayang-Bayang Kelabu
 Anak-Anak Bangsa
 Wolter Monginsidi
 Sepasang Merpati
 Telegram
Penulis skenario sinetron
Antara lain :
 Keluarga Rahmat
 Pas
 None
 Warung Tegal
 Dukun Palsu (komedi terbaik pada FSI 1995)
 Jari-Jari Cinta
 Balada Dangdut
 Dendam
 Cerpen Metropolitan
 Plot
 Klop
 Melangkah di Atas Awan (penyutradaraan)
 Nostalgia
 Api Cinta Antonio Blanco
 Tiada Kata Berpisah
 Intrik
 Pantang Menyerah
 Sejuta Makna dalam Kata
 Nona-Noni
Karya drama
 Dalam Cahaya Bulan (1966)
 Lautan Bernyanyi (1967)
 Bila Malam Bertambah Malam (1970)
 Invalid (1974)
 Tak Sampai Tiga Bulan (1974)
 Anu (1974)
 Aduh (1975)
 Dag-Dig-Dug (1976)
 Gerr (1986)
 Edan
 Hum-Pim-Pah
 Dor
 Blong
 Ayo
 Awas
 Los
 Aum
 Zat
 Tai
 Front
 Aib
 Wah
 Hah
 Jpret
 Aeng
 Aut
 Dar-Dir-Dor
Karya novel
 Bila Malam Bertambah Malam (1971)
 Telegram (1972)
 Stasiun (1977)
 Pabrik (1976)
 Keok (1978)
 Aduh
 Dag-dig-dug
 Edan
 Gres
 Lho (1982)
 Nyali
 Byar Pet (Pustaka Firdaus, 1995)
 Kroco (Pustaka Firdaus, 1995)
 Dar Der Dor (Grasindo, 1996)
 Aus (Grasindo, 1996)
 Sobat (1981)
 Tiba-Tiba Malam (1977)
 Pol (1987)
 Terror (1991)
 Merdeka (1994)
 Perang (1992)
 Lima (1992)
 Nol (1992)
 Dang Dut (1992)
 Cas-Cis-Cus (1995)
Karya cerpen
 Karyanya yang berupa cerpen terkumpul dalam kumpulan cerpen Bom (1978)
 Es (1980)
 Gres (1982)
 Klop
 Bor
 Protes (1994)
 Darah (1995)
 Yel (1995)
 Blok (1994)
 Zig Zag (1996)
 Tidak (1999)
Karya Novelet:
 MS (1977)
 Tak Cukup Sedih (1977)
 Ratu (1977)
 Sah (1977)
Karya esai
Karya esainya terdapat dalam kumpulan esai Beban, Kentut, Samar, Pembabatan, Klise, Tradisi Baru, Terror Mental, dan Bertolak dari yang Ada.

- Djamil Suherman
Djamil Suherman (lahir di Surabaya, 24 April 1924, meninggal di Bandung, 30 November 1985) adalah sastrawan Indonesia.
Karya-karyanya berupa puisi, novel dan cerita pendek:
o Muara (bersama Kaswanda Saleh, (1958)
o Manifestasi (1963)
o Perjalanan ke Akhirat (1963; memenangkan hadiah kedua Majalah Sastra 1962)
o Umi Kulsum (1983)
o Nafiri (1983)
o Pejuang-pejuang Kali Pepe (1984)
o Sarip Tambakoso (1985)
o Sakerah (1985).
- Titis Basino
Titis Basino, dilahirkan pada 17 Januari 1939 di Magelang dengan nama lengkap Titis Retnoningrum Basino dari pasangan Basino Atmodisuryo dan Suparmi, adalah seorang sastrawati Indonesia pada kurun waktu 1960-1990-an. Sebelum tahun 1980-an namanya tidak banyak dikenal, mungkin karena Titis lebih banyak menulis cerita pendek daripada novel. Baru pada akhir 1980-an dan tahun 1990-an novel-novelnya bermunculan.
Karya tulis
Cerita pendek
o Pelarian (1962)
o Dia, Hotel, Surat Keputusan (1963)
o Lesbian (1976)
o Rumah Dara (1977)
o Sarang Burung (1997)
o Mendaratnya Sebuah Kapal (1997)
o Mawar Hari Esok (1997)
o Susuk (cerpen, dalam John H. McGlynn, Menagerie I, Jakarta: Lontar Foundation)
Novel
o Bukan Rumahku (1976)
o Pelabuhan Hati (1978)
o Di Bumi Aku Bersua di Langit Aku Bertemu (1983)
o Trilogi: Dari Lembah Ke Coolibah (1997); Welas Asih Merengkuh Tajali (1997); Menyucikan Perselingkuhan (1998)
o Aku Supiah Istri Wardian (1998)
o Tersenyumpun Tidak Untukku Lagi (1998)
o Terjalnya Gunung Batu (1998)
o Aku Kendalikan Air, Api, Angin, dan Tanah (1998)
o Rumah Kaki Seribu (1998)
o Tangan-Tangan Kehidupan (1999)
o Bila Binatang Buas Pindah Habitat (1999)
o Mawar Hitam Milik Laras (1999)

- Leon Agusta
Leon Agusta adalah seorang penyair Indonesia. Ia lahir di Sigiran, Maninjau, Sumatera Barat pada tanggal 5 Agustus 1938. Ia pernah menjadi guru SGB Bengkalis (1959), pemimpin Bengkel Teater Padang (1972), dan anggota Dewan Kesenian Jakarta. Ia mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat tahun 1976/1977. Ia menerbitkan beberapa karyanya, seperti kumpulan sajak Monumen Safari tahun 1966, kumpulan sajak Catatan Putih tahun 1975, novel Di Bawah Bayangan Sang Kekasih tahun 1978, kumpulan sajak Hukla tahun 1979, Berkemah dengan Putri Bangau tahun 1981, dan kumpulan cerpen Hedona dan Masochi tahun 1984.

- Iwan Martua Dongan Simatupang
Iwan Martua Dongan Simatupang lahir di Sibolga, Sumatera Utara tanggal 18 Januari 1928. Ia belajar di HBS di Medan, lalu melanjtukan ke sekolah kedokteran (NIAS) di Surabaya tapi tidak selesai. Kemudian belajar antropologi dan filsafat di Leiden dan Paris. Tulisan-tulisannya dimuat di majalah Siasat dan Mimbar Indonesia mulai tahun 1952.Karya novel yang terkenal Merahnya Merah (1968) mendapat hadiah sastra Nasional 1970, dan Ziarah (1970) mendapat hadiah roman ASEAN terbaik 1977.
Bibliografi
o Petang ditaman - drama sebabak (1966)
o Merahnja merah - novel (1968)
o Kering - novel (1972)
o Drought - terj. bahasa Inggris oleh Harry Aveling (1978)
o Kooong: kisah tentang seekor perkutut (1975)
o Tegak lurus dengan langit: lima belas cerita pendek (1982)
o Ziarah - novel (1983)
o The Pilgrim - terj. bahasa Inggris oleh Harry Aveling (1975)
o Ziarah - terjemahan bahasa Perancis (1989)
o Surat-surat politik Iwan Simatupang, 1964-1966 (1986)
o Poems - selections (1993)
o Square moon, and three other short plays - terj. John H. McGlynn (1997)
o Ziarah malam: sajak-sajak 1952-1967 - penyunting: Oyon Sofyan, S. Samsoerizal Dar, catatan penutup, Dami N. Toda (1993)
o Kebebasan pengarang dan masalah tanah air: esai-esai Iwan Simatupang, editor, Oyon Sofyan, Frans M. Parera (2004)
o RT Nol / RW Nol - drama satu babak
- Kuntowijoyo
Prof. Dr. Kuntowijoyo (juga dieja Kuntowidjojo; Sanden, Bantul, Yogyakarta, 18 September 1943–22 Februari 2005) adalah seorang budayawan, sastrawan, dan sejarawan dari Indonesia.
Karyanya : Ia banyak menulis buku tentang sejarah, budaya, filsafat, dan sastra, di antaranya Mantra Pejinak Ular, Isyarat, Khotbah di Atas Bukit, dan Impian Amerika. Selain itu, ia juga sering menulis cerita pendek dan esai di surat kabar.
- Muhammad Balfas
Muhammad Balfas (lahir di Krukut, Jakarta 25 Desember 1922 - meninggal di Jakarta, 5 Juli 1975) adalah sastrawan Indonesia. Dalam dunia sastra Indonesia, Ia Angkatan '45.
Karya
Cerita Pendek
o `Lingkaran-Lingkaran Retak (kumpulan cerpen), Jakarta: Balai Pustaka, 1952
o Orang-orang Penting, dalam Star Weekly, No. 610, Th. XII, 7 September 1957
o Dosa Tak Berampun, (cerpen) dalam Lenita, No. 11, Th. 1, November 1951
o Kampung Tjawang, (cerpen) dalam Orientatie, No. 44, Januari--Juni 1952

Novel

o Retak (roman), 1964
o Si Gomar (roman), tidak terselesaikan

Drama

o Tamu Malam (sandiwara radio), Jakarta: RRI, 1957

Cerita Anak

o Suling Emas, Jakarta: Djambatan, 1956
o Anak-anak Kampung Jambu (cerita anak), Jakarta: Djambatan, 1960

- Wisran Hadi
Wisran Hadi (lahir Padang, Sumatra Barat 27 Juli 1945) adalah salah satu seniman/budayawan yang memenangkan penghargaan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dan beberapa penghargaan dari luar negeri, seperti dari Thailand. Penulis prosa berdarah Minang ini adalah salah satu seniman yang konsisten berkarya hingga hari tuanya.
Karyanya :
Wisran pernah menulis kumpulan naskah drama berjudul Empat Orang Melayu berisi empat naskah drama: ”Senandung Semenanjung”, ”Dara Jingga”, ”Gading Cempaka”, dan ”Cindua Mato” (yang membuatnya mendapat penghargaan South East Asia (SEA) Write Award 2000.
Novelnya yang pernah dibukukan antara lain berjudul Tamu, Imam, Empat Sandiwara Orang Melayu, dan Simpang. Cerpen-cerpennya kerap dipublikasikan di media cetak dan dibukukan penerbit Malaysia berjudul Daun-daun Mahoni Gugur Lagi.
Angkatan 1980 - 1990-an
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980

Ahmadun Yosi Herfanda atau juga ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH (lahir di Kaliwungu, Kendal, 17 Januari 1958) adalah seorang penulis puisi, cerpen, dan esei dari Indonesia. Ahmadun dikenal sebagai sastrawan Indonesia yang banyak menulis esei sastra dan sajak sufistik. Namun, penyair Indonesia dari generasi 1980-an ini juga banyak menulis sajak-sajak sosial-religius. Sementara, cerpen-cerpennya bergaya karikatural dengan tema-tema kritik sosial. Ahmadun juga banyak menulis esei sastra.

Ahmadun Yosi Herfanda
Karya
Karya-karya Ahmadun dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit di dalam dan luar negeri, antara lain, Horison, Ulumul Qur'an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antologi puisi Secreets Need Words (Ohio University, A.S., 2001), Waves of Wonder (The International Library of Poetry, Maryland, A.S., 2002), jurnal Indonesia and The Malay World (London, Inggris, November 1998), The Poets’ Chant (The Literary Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).
Beberapa kali sajak-sajaknya dibahas dalam "Sajak-Sajak Bulan Ini Radio Suara Jerman" (Deutsche Welle). Cerpennya, Sebutir Kepala dan Seekor Kucing, memenangkan salah satu penghargaan dalam Sayembara Cerpen Kincir Emas 1988 Radio Nederland (Belanda) dan dibukukan dalam Paradoks Kilas Balik (Radio Nederland, 1989). Tahun 1997 ia meraih penghargaan tertinggi dalam Peraduan Puisi Islam MABIMS (forum informal Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Beberapa buku karya Ahmadun yang telah terbit sejak dasawarsa 1980-an, antara lain:
o Ladang Hijau (Eska Publishing, 1980),
o Sang Matahari (kumpulan puisi, bersama Ragil Suwarna Pragolapati, Nusa Indah, Ende, 1984),
o Syair Istirah (bersama Emha Ainun Nadjib dan Suminto A. Sayuti, Masyarakat Poetika Indonesia, 1986),
o Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, 1990),
o Sebelum Tertawa Dilarang (kumpulan cerpen, Balai Pustaka, 1997),
o Fragmen-fragmen Kekalahan (kumpulan sajak, Forum Sastra Bandung, 1997),
o Sembahyang Rumputan (kumpulan puisi, Bentang Budaya, 1997),
o Ciuman Pertama untuk Tuhan (kumpulan puisi, bilingual, Logung Pustaka, 2004),
o Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (kumpulan cerpen, Bening Publishing, 2004),
o Badai Laut Biru (kumpulan cerpen, Senayan Abadi Publishing, 2004),
o The Warshipping Grass (kumpulan puisi bilingual, Bening Publishing, 2005),
o Resonansi Indonesia (kumpulan sajak sosial, Jakarta Publishing House, 2006),
o Koridor yang Terbelah (kumpulan esei sastra, Jakarta Publishing House, 2006).
Y.B Mangunwijaya
a. Burung-burung Manyar (1981)
Darman Moenir
a. Bako (1983)
b. Dendang (1988)
Budi Darma
a. Olenka (1983)
b. Rafilus (1988)
Sindhunata
a. Anak Bajang Menggiring Angin (1984)
Arswendo Atmowiloto
a. Canting (1986)
Hilman Hariwijaya
a. Lupus - 28 novel (1986-2007)
b. Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003)
c. Olga Sepatu Roda (1992)
d. Lupus ABG - 11 novel (1995-2005)
Dorothea Rosa Herliany
a. Nyanyian Gaduh (1987)
b. Matahari yang Mengalir (1990)
c. Kepompong Sunyi (1993)
d. Nikah Ilalang (1995)
e. Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)
Gustaf Rizal
1. Segi Empat Patah Sisi (1990)
2. Segi Tiga Lepas Kaki (1991)
3. Ben (1992)
4. Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)
Remy Sylado
a. Ca Bau Kan (1999)
b. Kerudung Merah Kirmizi (2002)

Angkatan Reformasi
Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang "Sastrawan Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi, cerpen, dan novel -- pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi

Widji Thukul, yang bernama asli Widji Widodo (lahir di kampung Sorogenen Solo, 26 Agustus 1963) adalah seorang sastrawan dan aktivis Indonesia.

Widji Thukul
Karya
Ada tiga sajak Thukul yang populer dan menjadi sajak wajib dalam aksi-aksi massa, yaitu Peringatan, Sajak Suara, dan Bunga dan Tembok (ketiganya ada dalam antologi "Mencari Tanah Lapang" yang diterbitkan oleh Manus Amici, Belanda, pada 1994. Tapi, sesungguhnya antologi tersebut diterbitkan oleh kerjasama KITLV dan penerbit Hasta Mitra, Jakarta. Nama penerbit fiktif Manus Amici digunakan untuk menghindar dari pelarangan pemerintah Orde Baru.
o Dua kumpulan puisinya : Puisi Pelo dan Darman dan lain-lain diterbitkan Taman Budaya Surakarta.
o Puisi: Bunga dan Tembok
o Puisi: Peringatan
o Puisi: Kesaksian

Angkatan 2000-an
Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000". Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000


Ayu Utami
Justina Ayu Utami (lahir di Bogor, Jawa Barat, 21 November 1968; umur 40 tahun) adalah aktivis jurnalis dan novelis Indonesia, ia besar di Jakarta dan menamatkan kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Ia pernah menjadi wartawan di majalah Humor, Matra, Forum Keadilan, dan D&R. Tak lama setelah penutupan Tempo, Editor dan Detik di masa Orde Baru, ia ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen yang memprotes pembredelan. Kini ia bekerja di jurnal kebudayaan Kalam dan di Teater Utan Kayu. Novelnya yang pertama, Saman, mendapatkan sambutan dari berbagai kritikus dan dianggap memberikan warna baru dalam sastra Indonesia.
Ayu dikenal sebagai novelis sejak novelnya Saman memenangi sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Dalam waktu tiga tahun Saman terjual 55 ribu eksemplar. Berkat Saman pula, Ayu mendapat Prince Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund, sebuah yayasan yang bermarkas di Den Haag, yang mempunyai misi mendukung dan memajukan kegiatan di bidang budaya dan pembangunan. Akhir 2001, ia meluncurkan novel Larung.
Karya
1) Novel Saman, KPG, Jakarta, 1998
2) Novel Larung, KPG, Jakarta, 2001
3) Kumpulan Esai "Si Parasit Lajang", GagasMedia, Jakarta, 2003
4) Novel Bilangan Fu, KPG, Jakarta, 2008
- Seno Gumira Ajidarma
Seno Gumira Ajidarma (lahir di Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958; umur 51 tahun) adalah penulis dari generasi baru di sastra Indonesia. Beberapa buku karyanya adalah Atas Nama Malam, Wisanggeni—Sang Buronan, Sepotong Senja untuk Pacarku, Biola tak berdawai, Kitab Omong Kosong, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, dan Negeri Senja.
Dia juga terkenal karena dia menulis tentang situasi di Timor Timur tempo dulu. Tulisannya tentang Timor-Timur dituangkan dalam trilogi buku Saksi Mata (kumpulan cerpen), Jazz, Parfum, dan Insiden (roman), dan Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara (kumpulan esai).


- Dewi Lestari
Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee (lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976; umur 33 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Lulusan jurusan Hubungan Internasional Universitas Parahyangan ini awalnya dikenal sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Sejak menerbitkan novel Supernova yang populer pada tahun 2001, ia juga dikenal luas sebagai novelis.
Karyanya : Novel pertamanya yang sensasional, Supernova Satu : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, dirilis 16 Februari 2001. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan istilah sains dan cerita cinta. Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan “Supernova Satu” edisi Inggris untuk menembus pasar internasional dengan menggaet Harry Aveling (60), ahlinya dalam urusan menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris.
Supernova pernah masuk nominasi Katulistiwa Literary Award (KLA) yang digelar QB World Books. Bersaing bersama para sastrawan kenamaan seperti Goenawan Muhammad, Danarto lewat karya Setangkai Melati di Sayap Jibril, Dorothea Rosa Herliany karya Kill The Radio, Sutardji Calzoum Bachri karya Hujan Menulis Ayam dan Hamsad Rangkuti karya Sampah Bulan Desember.
Sukses dengan novel pertamanya, Dee meluncurkan novel keduanya, Supernova Dua berjudul "Akar" pada 16 Oktober 2002. Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu menolak dicantumkannya lambang OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan yang Maha Esa dalam HINDU sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan ke 2 dan seterusnya.
Pada bulan Januari 2005 Dee merilis novel ketiganya, Supernova episode PETIR. Kisah di novel ini masih terkait dengan dua novel sebelumnya. Hanya saja, ia memasukkan 4 tokoh baru dalam PETIR. Salah satunya adalah Elektra, tokoh sentral yang ada di novel tersebut.
- Habiburrahman El Shirazy
Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976; umur 32 tahun) adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.
- Karya-karyanya:
Selama di Kairo
Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo)
Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll.
Karya puisi
Sebelum pulang ke Indonesia, di tahun 2002, ia diundang Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia selama lima hari (1-5 Oktober) untuk membacakan pusinya dalam momen Kuala Lumpur World Poetry Reading ke-9, bersama penyair-penyair negara lain. Puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Dunia PPDKL (2002) dan Majalah Dewan Sastera (2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam dua bahasa, Inggris dan Melayu. Bersama penyair negara lain, puisi kang Abik juga dimuat kembali dalam Imbauan PPDKL (1986-2002) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (2004).
Karya sastra populer
Beberapa karya populer yang telah terbit antara lain, Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005), Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004), Diatas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Bertasbih 1 (Republika-Basmala, 2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, Bulan Madu di Yerussalem, dan Dari Sujud ke Sujud (kelanjutan dari Ketika Cinta Bertasbih).
- Andrea Hirata
Andrea Hirata Seman Said Harun (lahir 24 Oktober) adalah seorang penulis Indonesia yang berasal dari pulau Belitong, propinsi Bangka Belitung. Novel pertamanya adalah novel Laskar Pelangi yang merupakan buku pertama dari tetralogi novelnya, yaitu :
1. Laskar Pelangi
2. Sang Pemimpi
3. Edensor
4. Maryamah Karpov
Laskar Pelangi termasuk novel yang ada di jajaran best seller untuk tahun 2006 - 2007.
Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat menggemari sains--fisika, kimia, biologi, astronomi--dan tentu saja sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sedang mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya.
Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia, mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi Ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom.








DARA