Minggu, 06 Desember 2009

majas

Jenis-Jenis |Majas
Majas terbagi atas empat jenis, yakni: majas perbandingan, mjas pertentangan, majas pertautan, dan majs perulangan.
1. Majas perbandingan. Majas perbandingan meliputi personifikasi, metafora, perumpamaan, dan alegori.
2. Majas pertentangan. Majas pertentangan antara lain meliputi hiperbola, litotes, ironi, dan, oksimorom.
3. Majas pertautan. Majas pertauatan antara lain meliputi metonimia, sinekdoke, alusio, eufimisme, elipsis, dan inversi.
4. Majas perulangan meliputi aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan pararelisme.
Catatan Majas, Dicoba Dipersingkat
2008 December 7
by anubissummoner
Jenis-jenis majas perbandingan antara lain:
- Alegori, ciri-cirinya berupa membandingkan sesuatu menjadi yang lebih panjang. Contoh: Seorang tamu pernikahan ngomong gini sama kedua mempelainya: Saya berharap kalian berdua dapat mengarungi samudra yang penuh dengan ombak ini bersama-sama. (Maksudnya, semoga kalian bisa menjalani kehidupan baru kalian yang penu rintangan bersama-sama.)
- Litotes, ciri-cirinya berupa menggantikan hal sebenarnya yang ingin dibicarakan dengan hal yang jauh lebih rendah. Contoh: Seorang konglomerat berkata,”Mari, masuklah ke dalam gubukku ini.” (Padahal rumahnya di Pondok Indah)
- Metafora, yaitu menggantikan hal sebenarnya yang ingin diungkapkan dengan hal lain yang mirip. Misalnya, ada orang yang berkata pada tetangganya,” Di RW sebelah ada air sedanau.” (padahal maksudnya RW sebelah kebanjiran.)
- Personifikasi, yaitu menganggap bahwa benda selain manusia bersikap seperti manusia. Misalnya, ada orang yang berkata,”Rumah ini telah melihat hal-hal yang tidak pantas.”(padahal kan rumah benda mati, emangnya bisa ngeliat?)
- Simile, yaitu benda yang ingin kita bicarakan dibandingkan seperti benda lain yang kualitasnya sama. Misalnya, ada orang ngeliat rumah di Pondok Indah,”Rumah itu bagaikan istana seorang raja.”(Rumahnya memang gede banget)
- Simbolik, yaitu benda yang dibicarakan digantikan dengan benda lain. Misalnya, ada orang lagi joget-joget ga jelas, dikatain,”Kayak cacing kepanasan aja lu!”
Jenis-jenis majas penegasan antara lain:
• Alusio, ciri-cirinya ada penggunaan peribahasa tapi tidak dijelaskan, atau hanya sebagian, karena hal yang mau dibilang udah jelas dari peribahasa yang sebagian itu. Contohnya, Aaaah, kamu ini, seperti air di daun talas saja.
• Antitesis, yaitu penggunaan dua kata yang saling berlawanan. Misalnya: tua muda, besar kecil, menang kalah, dll.
• Klimaks, yaitu penggunaan kata-kata yang semakin lama semakin bersifat besar. Contohnya: Harga yang ditawarkannya beragam, mulai dari satu juta, satu miliar, hingga satu triliun.
• Antiklimaks, yaitu penggunaan kata-kata yang semakin lama semakin berkurang besarnya. Contohnya: Mulai dari kakekku, bapakku, dan sekarang kakakku tidak pernah mau menerima hadiah dari orang itu.
• Antonomasia, yaitu mengganti nama orang sesuai dengan ciri-cirinya. Misalnya: Ada orang namanya Lia. Orangnya kurus tinggi. Ama temennya, dipanggil “si kurus”.
• Eufemisme, yaitu mengganti suatu istilah menjadi lebih halus. Misalnya: Ke WC, diganti jadi ke belakang.
• Hiperbolisme/hiperbola, yaitu melebih-lebihkan sesuatu.Contohnya: “Tangisannya membanjiri Jakarta.”
• Metonimia, mirip dengan Antonomasia, tapi yang ini mengganti nama benda. Misalnya: “bebek” untuk motor bebek.
• Paralelisme, yaitu pengulangan yang terjadi pada PUISI. Dibagi menjadi 2, yaitu Anafora, pengulangan terjadi di depan (sunyi itu emas sunyi itu kudus sunyi itu sakral), dan Epifora, pengulangan terjadi di belakang (letaknya di kampung itu menetap di kampung itu besar di kampung itu)
• Pleonasme, yaitu penegasan dengan menggunakan kata yang ngga perlu, karena kata sebelumnya udah jelas. Contohnya: Majulah ke depan! (Yaiyalah, masa’ maju ke belakang)
• Parafrase, yaitu penegasan dengan cara diuraikan menjadi lebih panjang atau lebih pendek. Misalnya: Dia memiliki burung besi bersayap lebar untuk dirinya sendiri. (Maksudnya, dia punya pesawat pribadi)
• Repetisi, yaitu pengulangan kata yang berturut-turut pada karangan bebas (PROSA). Misalnya: Rumahmu kotor, bajumu pun kotor. Atau: Sekali merdeka, tetap merdeka.
• Retoris, yaitu penegasan dengan menggunakan pertanyaan yang ngga perlu dijawab. Misalnya: Di sebuah seminar tentang kekayaan, pembicara bilang,”Apakah Anda ingin kaya?” (Yaiyalah, klo ikt seminar itu pasti pengen kaya)
• Sinedoke Pars Prototo, yaitu penyebutan sebagian anggota dari objek dengan maksud menyebut seluruh bagian objek. Misalnya: Mana kotak pensilmu? (maksudnya pengen nanya, mana alat-alat tulismu…..)
• Sinekdoke Totem Proparte, yaitu penyebutan keseluruhan objek dengan maksud menyebut anggota dari objek. Misalnya: Indonesia memenangkan Asian Beach Games 2008. (Padahal, yang menang cuman yang ikutan lomba.)
• Tautologi, yaitu penegasan dengan menyebutkan sinonim kata yang dipakai. Misalnya: Kita harus merapikan dan membereskan lemari kita.(Padahal merapikan doang udah cukup.)
Jenis-jenis majas pertentangan antara lain:
1. Anakronisme, yaitu penggunaan pernyataan yang tidak sesuai dengan keadaan setting waktu. Misalnya: Ada sebuah karangan fiksi dengan setting Perang Dunia I. Ada Jendral yang bilang: “Arahkan bom nuklir kita ke arah mereka, dan luncurkan!” Padahal, pas Perang Dunia I kan belum ada roket nuklir.
2. Kontradiksio In Terminis, yaitu pernyataan yang pertama kali dikeluarkan kemudian dibantah pada pernyataan berikutnya. Misalnya: “Tidak ada yang bisa membawa Indonesia keluar dari keterpurukan, kecuali saya.” Pernyataan “Tidak ada yang bisa membawa Indonesia keluar dari keterpurukan” dibantah dengan pernyataan “kecuali saya”.
3. Paradoks, yaitu pernyataan dengan kondisi yang berlawanan dengan kondisi di sekitarnya. Misalnya: Di tengah kegembiraan itu, sang penyair merasa prihatin. (Lagi gembira, tapi si penyairnya prihatin.)
Catatan: Beda Paradoks dengan Kontradiksio in Terminis bisa dilihat kalau dikondisikan begini. Pada Paradoks, keadaan yang pada kedua pernyataan terjadi bersama-sama. Seperti contoh yang tadi, orang lain sedang bergembira, sementara si penyair prihatin terjadi secara bersamaan. Pada Kontradiksio in Terminis, pernyataan pertama dikeluarkan lebih dahulu, kemudian pernyataan kedua, yang membantah pernyataan pertama, dikeluarkan. Pada contoh tadi, pernyataan “kecuali saya”, yang keluar belakangan, membantah pernyataannya sendiri, yaitu “tidak ada yang bisa membawa Indonesia keluar dari keterpurukan”, yang keluar duluan.
Jenis-jenis majas sindiran antara lain:
1. Ironi, yaitu sindiran halus di mana fakta sebenarnya diputarbalikkan, dengan tujuan mengejek, dan tidak ada unsur pernmusuhan di antara dua pihak yang terlibat. Misalnya: Tulisanmu besar sekali, gue harus pakai kaca pembesar buat ngebacanya.
2. Sarkasme, yaitu penyindiran dengan menggunakan kata-kata yang kasar. Misalnya: Mampus aja lu!
3. Sinisme, mirip dengan ironi, tapi lebih memiliki unsur kebencian terhadap lawan objek pembicaraan. Misalnya: Ngga usah nyanyi deh lu, suara merdu lu itu bikin sakit telinga aja!
Sumber: Catatan BI Felix, yang didapat dari Bu Maria, yang mendapatnya dari sebuah buku yang judulnya akan ditanyakan lebih lanjut. Dengan tambahan dari “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Uraian Sederhana Tentang Majas”, terbitan penerbit Indonesia Tera.
NB: Maaf tulisannya tidak mengikuti EYD…. Ini dimaksudkan supaya pembuka blog, terutama teman2 dari 9B, lebih mengerti. Karena JELAS masih banyak kekurangan, maka tolong diberi kritik dan saran….
from → Catatan Dipersingkat
No comments yet
Kamis, 2009 Februari 12
Bahasa Indonesia: MAJAS (Gaya Bahasa)
Majas adalah gaya bahasa atau bahasa kias untuk melukiskan sesuatu dengan jalan membandingkan, mempertentangkan, mempertautkan, atau mengulangi katanya. Secara garis besar, majas-majas tersebut terbagi ke dalam majas perbandingan, pertentangan, pertautan, dan perulangan.

Jenis-Jenis Majas

1. ALEGORI
Adalah majas perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh :
• Hati-hatilah kamu dalam mendayung bahtera rumah tangga, mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan badai dan gelombang.
• Apabila suami-istri, antara nahkoda dan juru mudinya itu seia sekata dalam melayarkan bahtera, niscaya ia akan sampai ke pulau tujuan.
Lebih lengkap download disini: http://www.ziddu.com/download/3497331/MAJAS.doc.html
Diposkan oleh M Rizki di Kamis, Februari 12, 2009

-== Macam Macam Majas ==-

Majas : Gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang.

1) Majas Metafora : Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam

2) Majas Alegori : Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi

3) Majas Personifikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk

4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) : Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk

5) Majas Antilesis : Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba

6) Majas Hiperbola : Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan

7) Majas Ironi : Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca

8) Majas Litotes : Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )

9) Majas Sinisme : Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal

10) Majas Oksimoron : Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis

11) Majas Metonimia : Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang

12) Majas Alusio : Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945

13) Majas Eufemisme : Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan

14) Majas Elipsis : Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )

15) Majas Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia

16) Majas Pleonasme : Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan

17) Majas Antiklimaks : Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa

18) Majas Klimaks : Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek

19) Majas Retoris : Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?

20) Majas Aliterasi : Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?

21) Majas Antanaklasis : Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

22) Majas Repetisi : Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku

23) Majas Paralelisme : Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu

24) Majas Kiasmus : Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya

25) Majas Simbolik : Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat

26) Majas Antonomasia : Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si
jangkung, Si kribo

27) Majas Tautologi : Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya

28) Majas Sinedoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Majas Sinedoke dibagi menjadi 2 yaitu :

=> Pars pro toto : Majas yang menyebutkan sebagian, tetapi untuk benda itu secara keseluruhan. Contoh : Ayah membeli dua ekor kambing
=> Totem pro parte : Majas yang menyebutkan keseluruhan, tertapi hanya untuk sebagian saja. Contoh : Kaum wanita memperingati Hari Kartini
Majas perbandingan
1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
6. Sinestesia: Metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra untuk dikenakan pada indra lain.
7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
11. Litotes: Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri.
12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia.
14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
16. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
[sunting] Majas sindiran
1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
[sunting] Majas penegasan
1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
[sunting] Majas pertentangan
1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
[sunting] Rujukan
• Diposkan oleh DORAEMON HOLIC
• Jumat, 2008 Desember 05



A JENIS-JENIS MAJAS








MAJAS PERBANDINGAN
Majas Perumpamaan yaitu perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama
Contoh : Pendiriannya ibarat air di daun talas.
Kedua anak itu bak pinang di belah dua.
Ketiga Gank itu seperti pahlawan kesiangan.
Majas Metafora yaitu membandingkan dua hal karena persamaan sifat
Contoh : Kuli Tinta bekerja keras.
Bunga bangsa adalah putra-putri terbaik republik.
Novi adalah Bunga Desa Karangrejo.
Majas Personifikasi yaitu benda mati diberi sifat kehidupan manusia
Contoh : Batu bercerita tentang zaman bahari.
Angin menyapa ramah terhadap dua sejoli.
Anda Bulan bisa ngomong
Ombak di laut berlarian kesana kemari menghempas sanubari.
Majas Alegori yaitu pernyataan suatu perbandingan yang utuh, lengkap dan harmonis
Contoh : Perkawinan adalah suatu usaha untuk mengarungi bahtera kehidupan.
Suami harus mampu menggayuh dayung.
Istri harus pandai mengendalikan kemudi.
Majas Metonimia yaitu penamaan tentang suatu benda
Contoh : Ia dibawa ke meja hijau.
Ia datang naik Kharisma.
Sampah masyarakat itu adalah temanku satu kampung.
Majas Eufimisme yaitu menggunakan bahasa yang lebih sopan / santun
Contoh : Pohon itu ada penghuninya
Maaf saya akan ke belakang sebentar.
Orang itu hanya berubah akal ( gila )
Majas Alusio yaitu perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
ungkapan atau sampiran pantun yang sudah membudaya dalam kehidupan sehari-hari
Contoh : Kalau itu memang keputusan, pinggan tak retak nasi tak dingin.
Para pejuang berkata merdeka atau mati.
Tekad muda sejati, daripada hidup berputih mata lebih baik berputih
tulang.
Jangan kura-kura dalam perahu
Majas Sinedoke
Majas Sinedoke Pars Pro Toto
Contoh : Gurbenur Surabaya membangun SSC tahun 1992.
Idul Adha tahun ini ayahku menyembelih 2 kambing.
Bagus memenangkan pertandingan basket SMANKAUCup.
Majas Sinedoke Totem Pro Parte
Contoh : Sekolah saya menang atas SMP 25.
Indonesia merupakan negara bahari.
Kelasku mendapat peringkat pertama di sekolah
Majas Litotes yaitu menggunakan bahasa yang merendah
Contoh : Silahkan mampir kekubukku Tuan !
Setetes darah sangat berarti bagi nyawa seseorang.
Hanya makanan sederhana inilah yang dapat saya hidangkan.
Aku mengerjakan tugas ini semata-mata untuk menyelesaikan tugas.
Majas Perifrasis yaitu perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi frasa yang mengandung arti yang sama dengan yang lain
Contoh : Waktu matahari hilang di balik gunung, dia baru pulang ke rumahnya
Majas Epiteton orans yaitu perbandingan yang melukiskan dengan menambah kata dengan maksud untuk menghias atau memberi corak
Contoh : Parti kikir
Majas Simbolik yaitu melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai sumber/perlambang
Contoh : Bunga adalah lambang wanita dan keindahan, bunga Kamboja
adalah lambang kematian
Majas Antonomasia yaitu melukiskan sesuatu hal untuk menggantikan suatu yang
dimaksud
Contoh : Sang raja rimba mengaum dengan garangnya
Majas Tropen yaitu melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata yang tepat dan
sejajar artinya dengan pengertian yang dimaksudkan
Contoh : Seharian dia berkubur dalam kamarnya
Majas Simile yaitu sesuatu yang bersifat implisit
Contoh : Bibirnya seperti merah delima yang sedang merekah
Majas Asosiasi yaitu membandingkan karena persamaan sifat
Contoh : Semangatnya keras bagai baja
Majas Hiperbola yaitu menggunakan kata yang melebih-lebihkan maknanya
Contoh : Aku menyusup diantara huruf-huruf.
Melata diantara berjuta kata-kata.
Melewati bermilyar atom cahaya.
Aku berjalan dari buku ke buku.
Aku berenang bersama milyaran molekul cahaya.
Harga BBM membumbung

MAJAS PERTENTANGAN
Majas Paradoks yaitu seolah-olah bertentangan karena perbedaan obyek
Contoh : Dia orang kaya, tetapi miskin ( walaupun kaya tapi tidak tenang )
Gajinya besar, tetapi miskin ( walaupun uangnya banyak, kurang guna )
Dia cantik, tetapi jelek ( walaupun cantik, hatinya jelek )
Majas Antitesis yaitu menggunakan kata yang berlawanan arti
Contoh : Hidup matinya, susah senangnya, itu tanggung jawabku.
Tua muda, besar kecil, laki perempuan, semuanya menyelamatkan diri
ancaman Tsunami.
Majas Okupasi yaitu melukiskan sesuatu dengan mengakui lebih dulu apa yang dikatakan orang, baru dibantah kemudian diterangkan dan akhirnya ditarik kesimpulan
Contoh : Merokok memang mempercepat proses kematian. Tetapi si perokok tak mau menghentikannya. Akibatnya bermunculan pabrik-pabrik rokok

MAJAS PENEGASAN
Majas Repetisi yaitu penegasan yang mengulang-ulang suatu kata secara berturut-turut dalam suatu kalimat.
Contoh : Sekali merdeka tetap merdeka
Majas Asideton yaitu melukiskan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh : Kemping itu bertujuan baik untuk memuliakan kegungan Allah,
memperkenalkan alam kepada anak, mencintai tanah air
Majas Polisidenton yaitu seperti asideton tapi menggunakan kata penghubung.
Contoh : Mereka telah mengumpulkan dahan-dahan kayu, lalu diikatnya serta dibawanya, kemudian dijual ke pasar.
Majas Klimaks yaitu lukisan yang mempergunakan kata-kata yang bertingkat-tingkat, menuju arti yang lebih keras.
Contoh : Anak-anak, remaja, dewasa, orang tua datang menyaksikan ketoprak
Majas Antiklimaks yaitu kebalikan daripada klimaks
Contoh : Jangankan seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu pun aku tak punya
Majas Tautologi yaitu memepergunakan kata yang searti untuk menegaskan apa yang
dimaksud
Contoh : Dengan riang gembira siswa ke luar ruangan karena bisa mengerjakan
soal dengan benar
Tiada kuasa……
Tiada berdaya…
Berlayar dalam angan…
Majas Simetri yaitu melukiskan sesuatu dengan kalimat yang diikuti oleh kalimat-kalimat/bagian kalimat yang seimbang
Contoh : Ia pergi dengan tergesa-gesa, seperti orang diburu harimau
Majas Inversi yaitu mementingkan predikat sehingga predikat mendapat tekanan keras dan berada sebelum subjek
Contoh : Amat indah pemandangan ini
Majas Retorika yaitu mempergunakan kata-kata Tanya atau kalimat yang tidak memerlukan jawaban
Contoh : Saudara-saudara siapakah yang tidak ingin hidup melarat ?
Majas Eksklamasi yaitu penegas yang mempergunakan kata seru
Contoh : Subhanallah, indah benar pemandangan ini !

Majas Pleonasme yaitu menambah kata yang semestinya tidak perlu karena berlebihan.
Contoh : Hati-hati jangan mundur kebelakang nanti jatuh !
Jatuh ke bawah lembah
Maju ke depan
Majas Enumerasi yaitu gaya bahasa yang disusun dengan memecahkan suatu hal atau
keadaan menjadi beberapa bagian agar maksudnya menjadi jelas
Contoh : Musim hujan bulan Desember udara basah dan dingin.
Pohon-pohon kaku tegak, ranting diam membisu lewatkan waktu.
Majas Paralelisme yaitu pengulangan seperti repetisi yang hanya terdapat dalam puisi.
Contoh : Kutulis sebaris sajak sebagai pemupus rindu.
Kutulis sebaris sajak untuk mengingat wajahmu.
Majas Anaphora yaitu pengulangan kata pada awal kalimat.
Contoh : Sunyi itu duka
Sunyi itu diam
Majas Epifora yaitu pengulangan kata pada akhir atau tengah kalimat.
Contoh : Yang kurindu adalah kasihmu
Yang kudamba adalah kasihmu
Majas Retisense yaitu gaya bahasa yang tidak dinyatakan secara lengkap karena perasaan penyair tidak terwakili lewat kata-kata
Contoh : Siapa kuasa balikkan waktu
Meniti kembali perjalanan lalu
Menata harap meniti…….

MAJAS SINDIRAN
Majas Ironi yaitu sindiran halus
Contoh : Bukan main rajinmu, sudah satu minggu membolos.
Memang bersih hatimu, semua orang dicaci maki.
Bagusnya tulisanmu hingga aku tak dapat membaca.
Biar yang berbicara terus dalam kelas cepat jadi professor!

Majas Sarkasme yaitu sindiran yang bersifat kasar
Contoh : Kamu bodoh.
Anjing ! kamu.
Setan ! sudah diberi minta lagi.
Otakmu memang otak udang
Majas Sinisme yaitu sindiran yang bersifat sedang
Contoh : Kelakuanmu seperti anjing kepanasan.
Tiada yang benar, hanya kau manusia bodoh.
Tindakanmu yang memalukan itu menunjukkan bahwa kamu idiot.
Muak aku melihatmu yang tak mau mengalah













EDEN ZARISTA
eden_zarista@yahoo.com
eden_edan@yahoo.co.id
• Labels:
• Persiapan UAN


• Leave A Comment

Reader Comments
Written by:
we care green peace
Posted On:
2008 Desember 9 20:46
join us in green peace of indonesia

0 komentar: