Kamis, 03 Desember 2009

bunda......i miss you

IBU SEBAGAI INSPIRASIKU
NOVITA RAHAYU

“Yak opo sekolahmu,Wuk?” Kalimat itu yang selalu Beliau berikan saat menyambutku pulang sekolah. Seakan hanya kalimat tanya itu yang dia punya untukku.aku pun tidak tahu mengapa Ibu tak pernah lupa menanyakan hal itu.Dari kalimat Tanya itu,tanpa aku sadari semua cerita dari aku pamit padanya, hingga perjalanan pulang ke rumah kembali,aku ceritakan tanpa sedikit pun yang terlupa.
Ibu bahkan hafal dan sangat mengenal teman-temanku,walau beliau belum pernah bertemu mereka, himawan yang suka kentut, Slamat yang suka usil, Said yang suka bolos, Herni yang centil, Indra yang Tomboy, dan masih banyak lagi cerita lucu di kelas dulu.Meskipun usia ibu boleh terbilang lanjut, namun Beliau sangat mengerti apa yang kita mau. Ibu selalu ada dimana pun aku berada. Sebagai orang tua, teman, bahkan solmetku dalam segala aktifitasku.
Ibu membuat banyak cerita dalam kehidupanku. Sejak kelas ! SD Ibu telah mandiri menghidupi kami bertiga sendiri, karena kepergian Ayah.Wonder Women mungkin istilah sekarang. Dengan sejuta aktifitas social yang Ibu ikuti, namun masih sempat saja meluangkan waktunya dalam segala aktifitas kami bertiga di sekolah dan di rumah. Ibu benar-benar wanita perkasa.
Aktifitasnya bermula dari sholat lail kurang lebih jam 03.30 sambil menunggu subuh, biasanya mengaji, mengerjakan tugas rumah, kantor atau kuliahnya. Saat aku di SMU aku juga heran mengapa Ibu banyak melakukan hal itu. Pramuka, Pengurus Posyandu, Mengajar mengaji di Moshola, dan kegiatan-kegiatan yang aku saja tak mungkin membantunya. Hampir semua ketrampilan Beliau punyai. Mendekor Penggantian, Mendekor ruangan, Mendesain rumah, Merancang Bangunan, Mendesein Baju hingga mewujudkannya dalam gaun pengantinku.Lukisan Ibu juga indah, yang paling tidak aku lupa Lukisan Kuda Betina yang sedang mengangkat kedua kaki depannya. Lukisan yang sangat besar terpampang di ruang tamu. Diluar masuk akal sehatku, tapi itu sangat nyata.
Saat kelas 3 SD, aku telah dikenalkan bagaimana memanajemen sebuah keuangan dalam tiap 1 bulannya. Ibu seorang guru SD, setiap bulan beliau menerima gaji yang mungkin sangat minim, tapi ibu membaginya sesuai pos-posnya.Untuk makan, sewa rumah, Transpotasi, kesehatan, uang jajan kami bertiga.
Diusia 8 tahun aku telah punya hak penuh menggunakan uangku saat itu 3000 rupiah banyaknya untuk setiap bulannya. Tapi aku malah banyak memilih untuk menabungnya ke wali kelas dibanding harus menghabiskanya.Dengan seribu impian, telah terbayang keinginan yang akan aku beli.Bila aku kenaikan kelas nanti, jaket Jens ala anak muda saat itu.Namun semuanya hanya tinggal mimpi, Ibu memilih untuk meminjam uang tabungan kami untuk membeli seragam atau peralatan sekolah lainnya. Sedih sih, tapi tidak ada pilihan karena memang Ibu tidak ada uang lagi.Peristiwa itu terus berulang, keinginan kami terwujud dengan pergi ke pasar loak.Untuk membeli baju-baju bekas yang berkualitas tapi murah.
Ibu mengenalkan aku arti sebuah kejujuran,walau terkadang kejujurannya sangat menyakitkan.Satu kalimat yang tak mungkin aku lupa, saat aku menginjak remaja saat itu kelas 1 SMP. ”Nov, kamu itu tidak cantik, kamu juga tidak pintar, dan kamu juga bukan anak orang kaya.lalu apa yang dapat kamu banggakan untuk dirimu sendiri?” Saat itu aku sangat kesal dengan kalimat Ibu. Akan tetapi, hal itu membuat aku berpikir? Benar juga kata Ibu. Hingga beberapa minggu kalimat itu membuat aku memilih, ikut kegiatan sekolah hingga aku dapat dilihat semua orang, karena keahlianku.Saat itu aku memilih Pramuka dan Paduan Suara di SMP Negeri 14 Pekanbaru. Lomba demi lomba aku ikuti, hingga dapat mengikuti jambore tingkat Propinsi. Begitu juga dengan kelompok Paduan Suaraku.Selalu dipilih untuk Paduan suara pada upacara bendera di kantor Gubenuran.
Ibu mulai melihan kemampunku, bahkan Ibu selalu memberikan motivasi untuk merancang hidupku untuk lebih baik. Ibu selalu membesarkanku dengan seribu motivasi, tidak ada kata ”tidak bisa”. Ibu memilih untuk memberikan waktu untuk kami mencobanya. Jujur, aku sempat Iri dengan kedua adikku yang prestasi belajarnya disekolah cukup dibilang bagus. Padahal mereka jarang sekali belajar, bahkan lebih banyak bermainnya.
”Setiap orang mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda, kamu tinggal mencoba menemuan apa sebenarnya kecerdasan yang kita punya. Dan mencoba untuk mensyukurinya. Mudahkan?” Ibu selalu membelaiku dengan penuh asih bila kami selesai makan malam.
Satu lagi nasehat Ibu yang tak mungkin aku lupa.Beliau mengajari aku tentang sprotifitas. ”Anakku, maafkan aku. Ibu tidak meberikan Ayah yang baik untuk kalian. Ayah bukan contoh yang baik, namun kalian tidak akan lepas darinya.Namun saat ini yang harus kita lalukan. Tunjukkan kepada semua orang, bahwa kalian tidak seperti Ayah yang hanya menjadi cemoohan di masyarakat.Tunjukkan bahwa kalian bisa baik dan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Kalian adalah kalian yang mempunyai dunianya sendiri”.
Aku benar-benar bersyukur mempunyai Ibu seperti Ibuku. Beliau bangkitkan seribu energi positifnya untuk dapat hidup ditengah-tengah masyarakat. Masyarakat kota yang padat dan menjenuhkan.Beliau bisa bangkitkan kami untuk hidup lebih baik dari hari yang kemarin.
Terima kasih Ibu....................kata-katamu membuat aku dapat berdiri tegak. Untuk hidup tidak ikuti kata orang. Walau pahit, hiduplah sesuai syari Islam dan untuk Allah. Insyaallah, hidup akan terasa Mudah dan Indah.

***

0 komentar: